Mohon tunggu...
Juwita
Juwita Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis Lepas "_"

"Di antara halaman-halaman kata-kata, terdapat sebuah keajaiban yang mampu mengubah dunia. Ikuti jejak seorang penulis yang dengan pena dan imajinasinya merajut cerita-cerita yang membangkitkan emosi, menantang pemikiran, dan menginspirasi perubahan. Bersiaplah untuk membenamkan diri dalam alam pikiran yang tak terduga, di mana kata-kata menjadi pemandu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan diri sendiri."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bidah

1 Mei 2024   18:36 Diperbarui: 2 Mei 2024   21:02 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dizaman Nabi AlQuran tidak dibukukan, tapi dizaman Sayyidina Abu Bakar AlQuran dibukukan. Pada masa Khalifah Abu Bakar, terjadi peristiwa tragis dalam Perang Yamamah. Saat itu, sebanyak 70 sahabat yang hafal Al Quran gugur. Atas saran dari Umar bin Khattab, Abu Bakar lalu mengumpulkan para penghafal Al Quran dan mulai menyusun proyek Al Quran dalam satu mushaf. Dizaman Nabi Tarawih tidak dilakukan berjamaah, tapi dizaman Sayyidina Umar AlKhothob Tarawih dilakukan berjamaah.

Khalifah Umar bin Khattab meminta agar para sahabat yang melakukan shalat tarawih di Masjid Nabawi berkumpul dan shalat dilakukan secara berjamaah. shalat tarawih dilakukan secara 23 rakaat yg diimami oleh Ubay bin Ka'ab. Dizaman Nabi Adzan Jumat sekali, tapi dizaman Sayyidina Utsman Adzan Jumat dua kali.

Adzan shalat pertama kali disyari'atkan oleh Islam adalah pada tahun pertama Hijriyah. Di zaman Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar bin Khathab mengumandangkan adzan untuk shalat Jumat hanya dilakukan sekali saja. Tetapi di zaman Khalifah Utsman bin Affan menambah adzan satu kali lagi sebelum khatib naik ke atas mimbar, sehingga adzan Jumat menjadi dua kali. Ijtihad ini beliau lakukan karena melihat manusia sudah mulai banyak dan tempat tinggalnya berjauhan. Sehingga dibutuhkan satu adzan lagi untuk memberi tahu bahwa shalat Jumat hendak dilaksanakan. Di zaman Nabi Alquran tidak ada titik dan harkat, tapi dizaman Ali Alquran diberi tanda titik dan harakat.

Sejarah berbicara pemberian tanda baca (syakal) berupa titik dan harakat (baris) baru mulai dilakukan ketika zaman Ali Bin Abi tholin yaitu oleh abul aswad adduali kemudian dilanjutkan oleh Al-Hajjaj bin Yusuf, untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya. Misalnya, huruf Ba' dengan satu titik di bawah, huruf Ta' dengan dua titik di atas, dan Tsa' dengan tiga titik di atas.

Kemudian dizaman Tabiin, yang pertama kali mengumpulkan dan membukukan Hadits adalah Umar bin Abdul Aziz. Orang yang pertama kali memberikan perhatian dalam mengumpulkan hadis Nabi yang mulia dalam artian membukukannya-- adalah Muhammad bin Muslim bin Ubaidillh bin Syihb al-Zuhr al-Madan raimahullhu ta'l.

Salih bin Kaisn berkata:

"Aku pernah berkumpul bersama al-Zuhri ketika kami menuntut ilmu. Kami berkata, 'Kita akan mencatat sunah-sunah'. Kamipun mencatat apa-apa yang datang dari Nabi allallhu 'alayhi wa sallam. Kemudian ia (al-Zuhri) berkata, 'Kita akan mencatat apa-apa yang datang dari para sahabat, karena itu merupakan sunah'. Lantas aku kemudian menimpalinya, 'Itu bukanlah termasuk sunah, sehingga kita tidak perlu mencatatnya'. Akan tetapi al-Zuhri tetap mencatatnya sementara aku tidak mencatat. Al-Zuhri kemudian berhasil (sukses) sementara aku telah menyia-nyiakannya (kesempatan)."

Ketika khalifah 'Umar Ibnu 'Abdil 'Azz raiyallhu 'anhu wa arhu khawatir akan hilang dan perginya ilmu dengan wafatnya para ulama, beliau mengirimkan surat kepada Ab Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazam dan memerintahkannya untuk mengumpulkan hadis Rasulullah . Beliau berkata, "Lihatlah apa-apa yang merupakan hadis Rasululh allallhu 'alayhi wa sallam atau sunah yang telah lampau atau hadis 'Amrah, lalu tulislah! Sesungguhnya aku khawatir akan perginya ilmu dan hilangnya ahli ilmu."

Beliau juga berkata, "Hendaknya kalian senantiasa bermulazamah dengan Ibnu Syihb! Karena sesungguhnya kalian tidak akan mendapati seorangpun yang lebih tahu tentang sunah yang telah lampau dari pada beliau."

Peristiwa pembukuan ini terjadi di penghujung seratus tahun pertama. Kemudian setelah Imam al-Zuhri, yaitu tepatnya pada pertengahan abad kedua, datanglah para ulama yang mengumpulkan hadis nabawi berdasarkan klasifikasi bab, seperti Ibnu Juraij, Husyaim, Imam Mlik, Ma'mar, Ibnu Mubrak dan selain mereka. Kemudian peristiwa pengumpulan dan pembukuan ini terus berlanjut dengan berbagai metode, baik dalam bentuk mengumpulkan berbagai musnad, muannaf,berbagai hadis-hadis sahih, jawmi' dan mustakhrajt.

Kemudian di zaman yang mengumpulkan yang membukukan hadis-hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam seperti yang telah kita kenal seperti Kitab Shahih Bukhari Kitab Shahih Muslim kitab Sunan Abu Daud kitab Sunan Tirmidzi kitab Sunan Imam an-nasa'i dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun