Dijelaskan juga oleh Pradopo ( 2012:119)bahwa semiotik (semiotika) adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.Dalam kritik sastra, penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada (diukan) konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri (sifat-sifat) wacana yang mempunyai makna.
Pendapat lainnya, dinyatakan oleh Hartoko (Santoso, 1990: 3) memberi batasan bahwa semiotika adalah bagaimana karya itu ditafsirkan oleh pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang-lambang. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi, serta relasi-relasi tanda dalam penggunaannya di dalam masyarakat.Semiotika mempelajari relasi diantara komponen-komponen tanda, serta relasi antar komponen-komponen tersebut dengan masyarakat penggunanya.Â
Semiotika, yang berasal dari bahasa Yunani, semion yang berarti tanda (sign), bermula dari kajian tentang bahasa, dan kemudian berkembang menjadi kajian kebudayaan, adalah akar dari perkembangan gerakan intelektual dan filsafat strukturalisme dan poststrukturalisme tersebut, yang merupakan bagian dari gemuruh wacana kritis tahun 1950-1960-an yang mempertanyakan kembali kebenaran-kebenaran universal dan tunggal yang dibangun oleh rasionalisme, logosentrisme, positivisme, dan modernism. Meskipun demikian, Strukturalisme sendiri sesungguhnya masih menggunakan pendekatan-ilmiah yang positivistik, yang kemudian dikritik dan dikoreksi oleh Poststrukturalisme.
Menurut Hoed (Nurgiyantoro, 2010: 40), semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Kedua teori semiotik tersebut mengacu kepada pandangan semiotik yang berasal dari teori mengenai bahasa oleh Bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Sobur (2012: 96) menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena soaial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
.
Berdasarkan pada beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa semiotika adalah konsep tentang tanda: tidak hanya bahasa dan sistemkomunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia sendiri pun, sejauh terkaitdengan pikiran manusia-seluruhnya terdiri atas tanda-tanda karena jika tidak begitu, manusiatidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.
2.3.1 Komponen Dasar Semiotik
Semiotik merupakan teori umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi.Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia.Semiotika sebagai ilmu yang berusaha untuk memperoleh tanda dalam suatu karya.
Santoso (1990: 4-5) menyatakan bahwa komponen dasar semiotika tidak dapat terlepas dari sistem tanda, lambang, dan isyarat.Hal ini dijelaskan Pradopo(2012:120) sebagai berikut.
- Tanda itu tidak hanya satu macam saja, tetapi ada beberapa berdasarkan hubungan antara penanda dan petandanya. Jenis-jenis tanda yang utama ialah ikon, indeks, dan simbol.
- Ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan, misalnya gambar kuda sebagai penanda yang menandai kuda (petanda) sebagai artinya. Potret menandai orang yang dipotret, gambar pohon menandai pohon.Paramita (2011: 2-3) menjelaskan icon atau ikon, adalah bentuk yang paling sederhana, karena ia hanya pola yang menampilkan kembali obyek yang ditandainya, sebagaimana bentuk fisik obyek itu. Ikon cenderung hanya menyederhanakan bentuk, tetapi mencoba menampilkan bagian yang paling esensial dari bentuk tersebut. Berikut beberapa contoh sederhana ikon yang biasa ditemui:
- Gambar wajah kita adalah ikon dari diri kita sendiri.
Ikon printer di komputer adalah ikon dari fungsi mencetak, yang akan dilakukan oleh mesin printer. Tulisan "Print" saja bukanlah ikon, karena tidak mewakili ciri fisik printer.
Gambar rokok berasap yang dicoret dengan garis diagonal, kita pahami sebagai larangan merokok di sekitar lokasi tersebut.