Memang takdirnya atau hanya peruntungan belaka?
Dan akulah yang menelan sial itu mentah-mentah
Hingga kudapati diriku tak ubahnya sesosok durjana yang terus meratap
***
Argghhhh....
Suara itu masih saja memburuku
Seakan tak puasnya ia menelanjangiku
Dan mengusung dalam keranda yang tak terbungkus
***
Apalagi yang kau mau!
Takkah kau lihat aku sudah kalah!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!