Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyesalan Terbesarku Adalah Mengkebiri Telingaku

18 Oktober 2010   17:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Memang takdirnya atau hanya peruntungan belaka?

Dan akulah yang menelan sial itu mentah-mentah

Hingga kudapati diriku tak ubahnya sesosok durjana yang terus meratap

***

Argghhhh....

Suara itu masih saja memburuku

Seakan tak puasnya ia menelanjangiku

Dan mengusung  dalam keranda yang tak terbungkus

***

Apalagi yang kau mau!

Takkah kau lihat aku sudah kalah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun