Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Trade Mall Vaganza Menjaga Eksistensi Usaha Kecil Menengah

26 Februari 2017   20:42 Diperbarui: 26 Februari 2017   20:53 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peragaan busana batik nusantara di sela-sela acara puncak pengumuman grand prize Trade Mall Podomoro Vaganza yang berlagsung di Mangga Dua Square, Jakarta (25/2). Foto dokumentasi Facebook TM Podomoro.

“Trade mall ini akan kami dorong menjadi destinasi. Kita sudah punya contoh TM Blok M Square yang betul-betul hidup aktivitas ekonominya. Malam dan pagi hari jadi pusat kuliner, di siang hari perdagangan fashion”, terang Indra.

Menurutnya, trade mall yang dikelola APLN akan dikembangkan agar bisa menembus pasar internasional. Ia menyebut jika turis-turis dari negara tetangga ketika berkunjung ke Indonesia, mereka bukan belanja di mall. Namun turis tersebut datang ke TM Thamrin City, TM Blok B Tanah Abang yang memang memiliki kualitas fashion level international. Kehadiran turis ini, menurut Indra sudah pasti berkontribusi untuk devisa negara.

Informasi bahwa ternyata trade mall di Jakarta menjadi destinasi wisata, menunjukkan bahwa prospek ritel masih sangat menjanjikan. Ini juag terlihat tingginya antusiasme mesyarakat merespons Trade Mall Podomoro Vaganza. Dalam rentang waktu delapan bulan event promo tersebut, APLN mencatat nilai transaksi lebih dari Rp 1 triliun.

Tantangan pengelola trade mall atau trade center kedepan adalah  memperkuat positioning. Tepatnya melakukan reposisi trade mall di tengah dinamika industrinya. Terutama merespon maraknya ritel online. Akan lebih baik, jika dua model bisnis (offline dan online) ini disinergikan. Konsep yang disebut O2O ini, telah banyak diadopsi.

Mangga Dua Square, 25/2/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun