“Trade mall ini akan kami dorong menjadi destinasi. Kita sudah punya contoh TM Blok M Square yang betul-betul hidup aktivitas ekonominya. Malam dan pagi hari jadi pusat kuliner, di siang hari perdagangan fashion”, terang Indra.
Menurutnya, trade mall yang dikelola APLN akan dikembangkan agar bisa menembus pasar internasional. Ia menyebut jika turis-turis dari negara tetangga ketika berkunjung ke Indonesia, mereka bukan belanja di mall. Namun turis tersebut datang ke TM Thamrin City, TM Blok B Tanah Abang yang memang memiliki kualitas fashion level international. Kehadiran turis ini, menurut Indra sudah pasti berkontribusi untuk devisa negara.
Informasi bahwa ternyata trade mall di Jakarta menjadi destinasi wisata, menunjukkan bahwa prospek ritel masih sangat menjanjikan. Ini juag terlihat tingginya antusiasme mesyarakat merespons Trade Mall Podomoro Vaganza. Dalam rentang waktu delapan bulan event promo tersebut, APLN mencatat nilai transaksi lebih dari Rp 1 triliun.
Tantangan pengelola trade mall atau trade center kedepan adalah memperkuat positioning. Tepatnya melakukan reposisi trade mall di tengah dinamika industrinya. Terutama merespon maraknya ritel online. Akan lebih baik, jika dua model bisnis (offline dan online) ini disinergikan. Konsep yang disebut O2O ini, telah banyak diadopsi.
Mangga Dua Square, 25/2/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H