Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Trade Mall Vaganza Menjaga Eksistensi Usaha Kecil Menengah

26 Februari 2017   20:42 Diperbarui: 26 Februari 2017   20:53 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Writing contest untuk wartawan dan blogger menjadi satu event penting untuk memeriahkan Trade Mall Podomoro Vaganza 2016-2017/Dokumentasi Pribadi.

Seperti saya tulis dalam beberapa serial artikel ekonomi digital di blog ini, bahwa dampak dari ekspansifnya pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi informasi tersebut merambah ke berbagai sektor industri. Tak hanya di dunia transportasi yang penuh dinamika di Indonesia. Seperti kita saksikan bagaimana Uber, Gojek dan Grab memaksa pemain lama macam Blue Bird atau Taksi Express untuk bersekutu. Alih-alih berkompetisi yang malah menguras energi.

Dampak dari ekonomi digital juga terjadi sangat dinamis di sektor ritel. Pasar ritel online dipadati pemain-pemain besar. Perusahaan bermodal raksasa bermunculan. Mulai dari pemian lokal macam Lippo Group (Mataharimall), Djarum (Blibli), hingga raksasa mancanegara seperti Alibaba (Lazada) juga tak mau ketinggalan menyerbu ritel online Indonesia.

Ritel online merekah indah. Industri ini terdorong oleh penetrasi internet yang massif dan maraknya smartphone murah. Bloomberg memperkirakan, 53% masyarakat Indonesia terlibat belanja online pada tahun 2020 mendatang.

Lantas, apakah penetrasi ritel online akan membunuh toko-toko di Pasar Tanah Abang? Pertanyaan semacam ini selalu muncul di tengah arus ekonomi digital. Sektor transportasi dan perhotelan memang mulai terganggu oleh munculnya Uber dan Air Bnb.

Pertanyaan di atas terjawab oleh riset Brand and Marketing Institute. Tercatat bahwa hanya 24% orang yang pernah melakukan transaksi online. Sebanyak 76% lainnya memilih datang langsung belanja di toko.

Fakta lain secara global, Baymard Institute mengungkapkan jika sebanyak 67,45% orang cenderung sebatas membuka laman toko online namun tidak melakukan transaksi. Fakta yang sulit disangkal bahwa kita memang masih merasa lebih aman belanja langsung di toko. Ini faktor budaya yang dikuatkan oleh faktor kebutuhan akan safety and security dalam transaksi.

Dari data dan fakta tersebut, bisa ditarik hipotesa jika pusat ritel hingga trade mall (TM) seperti Tanah Abang, TM Harco Glodok atau TM Plaza Kenari Mas memiliki usia harapan bisnis yang panjang. Pusat-pusat ritel itu masih akan terus berkibar. Tentu saja dengan cara berbeda. Tidak seperti sebelum maraknya ritel online.

AVP Marketing TM Agung Podomoro, Ho Mely Surjani (kiri) dan Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Land Indra Widjaja Antono (tengah) ketika memberikan keterangan kepada pers dan blogger terkait Trade Mall Podomoro Vaganza/Dokumentasi pribadi.
AVP Marketing TM Agung Podomoro, Ho Mely Surjani (kiri) dan Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Land Indra Widjaja Antono (tengah) ketika memberikan keterangan kepada pers dan blogger terkait Trade Mall Podomoro Vaganza/Dokumentasi pribadi.

Keniscayaan Inovasi

Para pengelola trade center yang toko-toko mereka diisi oleh peritel dari kalangan UKM, mesti berbenah. Inovasi adalah kunci untuk tetap eksis di tengah perubahan lanskap industri. Begitu nasihat para pakar manajemen.

Dari sekian banyak trade center yang bertebaran di Indonesia, di Jakarta ada beberapa nama legendaris. Sebutlah Blok B Tanah Abang, Harco Glodok, Blok M Squre, Mangga Dua Square dan LTC Glodok.

Pusat-pusat perbelanjaan yang dikelola oleh Agung Podomoro Land (APLN) itu tadinya merupakan trade center. Merespons perubahan industri yang didobrak oleh ekonomi digital, mereka melakukan inovasi. Trade center milik Podomoro berganti nama menjadi trade mall.

Trade mall mengasimilasi konsep trade center dengan mall. Dari aspek pricing, barang-barang yang dijual di trade mall menggunakan standar harga trade center yang terjangkau. Namun dari segi suasana, dibuat senyaman mungkin. Trade mall dilengkapi AC, lift, escalator, food court, restoran hingga café laiknya suasana mall.

Agung Podomoro Land mengelola 10 trade mall hingga saat ini. Sembilan trade mall di Jakarta dan satu di Balikpapan. Yaitu TM Plaza Balikpapan.

Mengintroduksi rebranding dari trade center ke trade mall, APLN juga menggelar kegiatan promo sepanjang tahun 2016 hingga awal tahun 2017 ini.

Program itu bertajuk Trade Mall Podomoro Vaganza. Yaitu undian dengan berbagai jenis hadiah untuk para konsumen. Dengan hanya belanja minimal 100 ribu, maka konsumen berhak mendapat kupon untuk diikutsertakan dalam undian periodik tiap tiga bulan serta doorprize di akhir masa promo.

Untuk TM Podomoro Vaganza 2016-2017, Sabtu (25/2) kemarin merupakan end season.Pengundian doorprize berpusat di TM Mangga Dua Square. Satu unit Toyota Fortune, dua sepeda motor dan tiga kuklas serta berbagai jenis hadiah hiburan dibagikan kepada pelanggan yang beruntung.

Kepada pers dan blogger yang hadir dalam sesi konferensi pers, AVP Marketing TM Agung Podomoro, Ho Mely Surjani mengatakan bahwa perseroan bertekad memberikan benefit kepada pelanggan dan pemilik tenant. Salah satunya dengan program TM Podomoro Vaganza ini. “TM Podomoro Vaganza yang pada tahun 2016-2017 diikuti oleh 9 TM ini, diimbau dilaksanakan rutin” terang Mely.

TM Podomoro Vaganza sendiri merupakan rentetan transformasi TM Agung Podomoro. Selain rebranding, TM juga melakukan pembenahan fisik berupa renovasi gedung. Berbagai event tematik juga digelar di setiap TM sesuai dengan kekhasan masing-masing. TM Thamrin City yang didaulat sebagai pusat batik nusantara misalnya, aktif menggelar even bertema batik. “TM tidak hanya perdagangan dan bisnis, tapi juga berbagai aktivitas berbasis komunitas,” terangnya.

Peragaan busana batik nusantara di sela-sela acara puncak pengumuman grand prize Trade Mall Podomoro Vaganza yang berlagsung di Mangga Dua Square, Jakarta (25/2). Foto dokumentasi Facebook TM Podomoro.
Peragaan busana batik nusantara di sela-sela acara puncak pengumuman grand prize Trade Mall Podomoro Vaganza yang berlagsung di Mangga Dua Square, Jakarta (25/2). Foto dokumentasi Facebook TM Podomoro.
Strategi Repositioning

Memperkuat diferensiasi TM, APLN bahkan menggandeng raksasa elektronik Samsung. “Bulan Maret, TM Podomoro Vaganza akan berlanjut dengan hadiah yang lebih spektakuler. Termasuk satu unit apartemen di Podomoro Golf View. Kami juga bekerjasama dengan Samsung untuk sponsor hadiah elektronik”, pungkas Mely.

Untuk diketahui, belum lama ini APLN memang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Samsung untuk mengembangkan rumah cerdas (smart home). Kolaborasi APLN-Samsung ini nantinya akan diterapkan di produk-produk hunian APLN. Termasuk membangung apartemen berbasis smart home.

Di tempat yang sama, Wakil Direktur Utama APLN, Indra Widjaja Antono menerangkan bahwa fokus perseroan kedepan akan memperkuat diferensiasi atau keunikan setiap trade mall. Hal ini untuk mengangkat skala ekonomi setiap trade mall yang memang konsen memberdayakan pelaku bisnis dari kalangan UKM.

“Ini sejalan dengan komitmen APLN menyokong berbagai program pemerintah dalam rangka penguatan ekonomi nasional,” ujar Indra. Ia melanjutkan, bahwa APLN akan terus mengembangkan trade mall yang mereka miliki saat ini, serta tetap memperkuat sektor bisnis perseroan di bidang properti, residential hingga perkantoran.

“Trade mall ini akan kami dorong menjadi destinasi. Kita sudah punya contoh TM Blok M Square yang betul-betul hidup aktivitas ekonominya. Malam dan pagi hari jadi pusat kuliner, di siang hari perdagangan fashion”, terang Indra.

Menurutnya, trade mall yang dikelola APLN akan dikembangkan agar bisa menembus pasar internasional. Ia menyebut jika turis-turis dari negara tetangga ketika berkunjung ke Indonesia, mereka bukan belanja di mall. Namun turis tersebut datang ke TM Thamrin City, TM Blok B Tanah Abang yang memang memiliki kualitas fashion level international. Kehadiran turis ini, menurut Indra sudah pasti berkontribusi untuk devisa negara.

Informasi bahwa ternyata trade mall di Jakarta menjadi destinasi wisata, menunjukkan bahwa prospek ritel masih sangat menjanjikan. Ini juag terlihat tingginya antusiasme mesyarakat merespons Trade Mall Podomoro Vaganza. Dalam rentang waktu delapan bulan event promo tersebut, APLN mencatat nilai transaksi lebih dari Rp 1 triliun.

Tantangan pengelola trade mall atau trade center kedepan adalah  memperkuat positioning. Tepatnya melakukan reposisi trade mall di tengah dinamika industrinya. Terutama merespon maraknya ritel online. Akan lebih baik, jika dua model bisnis (offline dan online) ini disinergikan. Konsep yang disebut O2O ini, telah banyak diadopsi.

Mangga Dua Square, 25/2/2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun