Fakta-fakta di atas, mengonfirmasi jika transportasi yang humanis (aman, nyaman dan cepat) menjadi kebutuhan mendesak. Manusia rela mengeluarkan budget lebih, demi bermukim di daerah yang akses transportasinya tak mengorbankan banyak waktu. Manusia rela memulai hidup baru di satu kawasan, meninggalkan berbagai kenangan dan sejarah di tempat yang lama, karena digerakkan oleh impian hidup dinamis minim hambatan kontraporoduktif. Manusia mengimpikan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa takut terlambat karena terhambat macet.
Sebuah kota, memang mestinya jadi rumah bagi setiap warganya. Rumah yang berarti tempat hati terikat dan kembali. Lantas, apakah hati kita terikat dan terpikat pada kota yang sistem transportasinya mengidap kanker jalan raya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H