Kelima, orang yang solusional adalah pekerja keras. Â Ketika menjadi Dirut PLN Dahlan Iskan pernah menantang pengusaha Sofjan Wanandi. Â
PLN berencana mengubah struktur batas tarif listrik untuk industri yang ia nilai selama ini terlalu ringan. Sofyan menilai rencana itu adalah kemalasan PLN mencari jalan keluar agar perusahaan itu efisien, dan hanya memberatkan pengusaha. Dibilang malas, secara terbuka Dahlan menantang Sofyan.
"Seolah dia saja yang bisa kerja keras," kata Dahlan, "Saya kepingin tahu, apakah dia bisa bekerja keras melebihi saya. Saya tahu bahwa saya ini orang yang lagi sakit dan belum lama operasi ganti hati. Tapi soal kerja keras, saya kepingin tahu siapa yang bekerja lebih keras, saya atau dia," katanya kala itu.
Hanya orang yang benar-benar telah bekerja keras yang tahu apa arti kerja keras dan bagaimana bangganya mengatakan bahwa ia sudah bekerja keras. Â
Dahlan jelas orang yang tergolong pada kelompok itu. Â Ia bukan orang yang asal omong, juga bukan orang yang cuma berani omong.
Tantangannya kepada Sofyan Wanandi terlontar karena dia lebih dahulu disalahmengertikan. Ia harus meluruskan kesalahmengertian itu, dengan balik menantang. Ini adalah sebuah pertunjukan integritas diri yang memukau, bukan sekadar tindakan sok jagoan yang kosong tanpa isi.
Keenam, orang yang solusional adalah orang yang berpegang teguh pada komitmen. Â Karena komitmen adalah janji, dan janji itu harus ditepati.
"Ketika saya sudah berkomitmen, maka saya melihat itu sebagai janji dan janji itu harus saya tepati," kata Dahlan Iskan dalam sebuah seminar kepemimpinan yang digelar oleh QB Leadership dan majalah Warta Ekonomi, yang menghadirkan dia sebagai pembicara. Â
Terakhir, yang ketujuh, orang yang berpikir solusional, adalah orang yang tidak rumit, ia bisa menyederhakan persoalan, bukan menganggapnya mudah. Â
Tapi, ya soal yang sudah disederhakan jadi mudah untuk diatasi. Ia bisa mengurai benang kusut, lalu menyelesaikan persoalan dengan langkah yang tampaknya sederhana.
Mengurai Benang Kusut PLN