"Nggak, Malam ini saya mau senang-senang!" jawab aku. "Memangnya jurnalis tidak boleh punya acara senang-senang?"
"Ditulis di media?"
Aku  memang malas door stop dengan Yura, karena memang agendanya: nonton. "Tapi aku mau menulis di blog aku di Kompasiana," ucap aku.
"Mas, blogger juga ya?"
Aku mengangguk.
Di tengah acara ada Tiara, yang saya tahu ketika nonton Konser Lutung Kasarung beberapa tahun silam. Dia antusias menyaksikan Yura. Setahu saya dia juga penyanyi indie. Bahkan ikut bertanya dalam sesie tanya jawab.
Gendis memperhatikan aku.
"Ih, melihat siapa? Nge-fans juga ya? Genit banget! Nanti tak bilangin "R", loh!"
"Dia adalah next-Yura," kataku.
Kami menonton sampai habis. Gendis juga nonton bersama kawannya, perempuan sebayanya. Mungkin orang Bandung juga. Â Dia tahu aku lagi berdiskusi dengan mahasiswa seni musik itu.
"Besok ketemuan di Braga ya? "R" juga mau ketemuan. Nanti aku cerita lagi soal Widy." Namun sebelum dia meninggalkan aku ke sisi lain, dia memberikan aku kertas coretan tangan dia. "Ini tentang Widy, khusus untuk Mas!"