Secara global zero waste tetap menjadi salah satu tren pangan terpenting pada  2024 kata peneliti makanan sehat dari Austria Hanni Rutzler.
Dia menyebutkan sisa makanan seperti kulit, daun atau biji-bijian bisa dimanfaatkan dariapada membuangnya. Misalnya remah roti dan kulit serta sisa sayuran bisa diolah menjadi sup yang lezat.
Hanni mencontohkan sebuah rumah makan tanpa limbah pertama dni Silo terletak di Kota pesisir Brighton. Â Sejak 2014 rumah makan ini fokus secara ekslusif pada produk musiman dari produsen lokal.
Baca: Food Trend Zero Waste
Silo adalah restoran tanpa tempat sampah.Di situsnya Silo mengatakan pihaknya membuat semua bahan pada menu dalam bentuk utuh, mengurangi pemrosesan berlebih  hingga  jarak tempuh makanan.
Untuk itu Silo mempunyai pabrik tepung sendiri dan membuat roti secara manual, menggiling gandum sendiri, mengaduk mentega sendiri. Â Rumah makan ini menggunakan wadah yang bisa digunakan kembali. Â Ini diklaim sebagai sistem pangan pra industri. Limbah makanan dibuat kompos dan kemudian digunakan untuk menanam sayuran.
Baca: Silo Restaurant
Menurut saya Bandung juga bisa membuat sistem ketahanan pangan dengan memperbanyak titik Buruan Sae dan Kang Pisman lalu mengintegrasikannya. Hasil panen  bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal bukan saja kebutuhan warga, mendukung program Makan Bergizi Gratis, tetapi juga membuat rumah makan sendiri yang bebas limbah.
Tetapi apa yang dilakukan YPBB memperjuangkan Ketahanan Pangan Berbasis Zero Waste patut dipreasiasi. Memang butuh pejuangan keras dan waktu cukup panjang untuk cita-cita ini. Namun bukan tidak mungkin terwujud.  Namun saya yakin  gerakan ini merambah ke seluruh Indonesia.
Irvan Sjafari
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI