Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Angkot di Cinere, Depok, Yang Bertahan dan Yang Sekarat

17 Januari 2025   17:44 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:44 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi angkutan kota di Cinere-Foto: Irvan Sjafari

Mengapa? Hitung ongkosnya.  Cinere-Pondok Labu Rp5.000, Pondok Labu-Pasarminggu Rp8.000. Jadi jatuhnya Rp13.000.  Persoalan tingginya tarif angkutan umum adalah di bahan bakar.

Oke, kalau JakLingko masuk dengan rute Cinere-Pasarminggu dengan kartu yang hingga sekarang gratis dan ke depan pun saya proyeksikan taruhnya Rp5.000, bukanakah lebih ekonomis di mana saya banyak orang susah secara penghasilan? 

Sekalipun ada tameng Cinere masuk Depok, bukan wilayah Jakarta, taruhlah hanya sampai Pondok Labu, Angkot Koperasi Angkutan Bogor (KAB)  61 tetap punah karena masih lebih murah dengan JakLingko selisihnya Rp3.000.

Hanya saja bagi saya rute ini bersejarah, karena sudah mengalami dari omprengan mangkal di Pondok Labu era 1980-an awal, mobil Kodok hinga minibus yang dimodifikasi. Sejumlah sopirnya sudah saya kenal. Mereka pun tahu saya.  Sehingga duduk di depan enak mengobrol sal kehidupan jalanan.  

Sayang rute ini tidak selalu aman, karena saya pernah kecopetan dengan modus pura-pura pijat  di depan RSUD Pasarminggu  sekitar 2019. Hingga saya kalau melewati pertigaan Jalan Ragunan hingga Trakindo harus buka mata dan telinga.  Tetapi setelah melewati Jalan Cilandak KKO aman.  Tidak pernah ada cerita pencopet beraksi di angkot ketika melewati rute ini. 

Jadi berdasarkan pengalaman saya, ada dua nih faktor yang harus dihadapi angkot untuk hidup: Bahan Bakar dan Keamanan Penumpang.  Ya, bagaimana orang yang berduit lebih tidak lari ke Ojek Online atau Taksi Online.

Baiklah, Angkot KAB 102 masih bertahan Pondok Labu-Parung Bingung untuk jangka waktu lama, karena JakLingko tidak masuk ke rute ini, sementara dari sisi biaya tetap lebih ekonomis dibanding ojek dan taksi daring. 

Dari segi keamanan, karena sopirnya banyak juga orang sana, mereka tahu mana yang copet dan mana yang tidak.  Rute ini melewati Komplek AL, Pos Polisi, Pos Kodim yang merupakan jaminan keamanan juga.

Yang tinggal sedikit ialah KAB 110, Cinere-Depok lewat jalur Gandul-Grogol dan KAB 114, Pondok Labu-Depok dengan rute Cakra yang bisa dihitung dengan jari.

Apakah krisis? Iya, karena lama menunggu angkot  harus menggunakan ojek daring yang lebih mahal. Saya tidak terlalu sering menggunakan rute ini.  Dua rute ini boleh dibilang sekarat.

Bagaimana di kawasan Depok lain? Sampai sekarang Angkot KAB 03 Depok-Parung saya kira masih bertahan sekalipun panjang, melalui rute macet dan melelahkan. Dari segi biaya lebih efesien. Saya kira pada sejumlah rute angkutan kota di Depok masih bisa bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun