Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Sejarah DBD di Dunia dan Indonesia

1 Januari 2025   18:28 Diperbarui: 1 Januari 2025   18:28 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klipping Berita DBD Pikiran Rakjat 4 Desember 1969-Koleksi Peprusnas Salemba-Foto: Irvan Sjafari 

Pikiran Rakjat 4 Desember 1969 memuat pernyataan Wakil Direktur RSU Hasan Sadikin dr. Zuchradi  menyampaikan bahwa beberapa orang meninggal akibat penyakit yang diduga sebagai DBD.  Pihak RSU Hasan Sadikin dilaporkan membuat bangsal sendiri mengantisipasi perawatan korban DBD.

"Demam berdarah tidak lagi dimonopoli kota-kota beriklim panas, seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi juga kota yang hawanya dingin seperti Bandung,' ujar Zuchradi dalam berita itu.

Pada waktu itu umumnya dinas kesehatan sudah tahu bahwa nyamuk ini bersarang di air jenrih yang tergenang, di halaman rumah dan menyerang siang hari.

Bagian Penyakit Dalam RSU Hasan Sadikin menurut Pikiran Rakjat 17 Desember 1969 tidak mengungkapkan angka-angka positif DBD, hanya menyebut tidak lebih dari 20 kasus.

Sementara Sukohar dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung  dalam makalah bertajuk "Demam Berdarah Dengue" dalam Medula, Volume 2, Nomor 2, Februari 2014 mengungkapkan  DBD pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968  mencatat jumlah kasus DBD sebanyak 58 orang. Dari jumlah itu sebanyak 24 orang meninggal dunia. 

Sayangnya belum ditemukan jejak mengapa DBD bisa menyebar ke seluruh Indonesia dan mendatangkan masalah pada dekade selanjutnya. Mungkin virus itu di bawah oleh orang-orang yang terjangkit, sementara vektornya sudah ada.  Hingga kini DBD hanya bisa diatasi dengan mengendalikan nyamuknya, mulai dari fogging hinga teknik bakteri  Wolbachia.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun