Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Sejarah DBD di Dunia dan Indonesia

1 Januari 2025   18:28 Diperbarui: 1 Januari 2025   18:28 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klipping Berita DBD Pikiran Rakjat 4 Desember 1969-Koleksi Peprusnas Salemba-Foto: Irvan Sjafari 

Virus dengue merupakan anggota genus Flavivirus dalam famili Flaviviridae. Bersama dengan virus dengue, genus ini juga mencakup sejumlah virus lain yang ditularkan oleh nyamuk dan kutu mencakup virus demam kuning, West Nil dan sebagainya.

Pada 1943 ilmuwan Jepang Ren Kimura dan Susumu Hotta pertama kali mengisolasi virus DBD dengan cara mempelajari sampel darah pasien di Nagasaki, Jepang.

Setahun kemudian, Albert B. Sabin dan Walter Schlesinger secara terpisah mengisolasi virus dengue. Kedua ilmuwan tersebut telah mengisolasi virus yang sekarang disebut sebagai virus dengue 1 (DEN-1). Apakah DEN-1 satu-satunya jenis virus dengue.

Baca: Dengue Viruses

Bagaimana ceritanya DBD ini bisa-bisanya sampai ke Asia Tenggara? Dan di negara-negara di wilayah ini justru menjadi masalah kesehatan. Kemungkinan orang-orang Spanyol dari Karibia membawanya ke Philipina karena pelayaran global pada aad ke 18 dan 19?

Lulu Bravo dalam artikelnya "Epidemiology of Dengue Disease in the Philippines (2000--2011): A Systematic Literature Review 6 November 2014 menyebut epidemi pertama yang tercatat di Asia Tenggara terjadi di Manila pada 1954, sekalipun pada 1926 sudah ada laporan mengenai wabah seperti ini. 

Lulu menuturkan  penyebaran virus di Phiipna didorong urbanisasi yang cepat, degradasi lingkungan, kurangnya pasokan air yang andal, dan pengelolaan serta pembuangan limbah padat yang tidak tepat.

Di Filipina, persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan meningkat dari 27,1% pada  1950 menjadi 58,5% pada 2000. Selama Perang Dunia II, pergerakan orang dan peralatan memperluas distribusi geografis nyamuk Aedes Aegypti di Asia Tenggara.  Demam berdarah telah menjadi penyakit yang wajib dilaporkan di Filipina sejak  1958.

Di Indonesia DBD  baru diberitakan secara luas pada ahir 1969. Pikiran Rakjat 3 Desember 1969 mengungkapkan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Herman Susilo bahwa tujuh dari 50 penderita DBD di Jakarta meninggal dunia.

Kebanyakan penderita berusia 2 hingga 7 tahun.  Gejala klinis jelas bahwa penderita mengalami demm hebat selama 3 hingga 4 hari, panasnya hingga 40 derajat Celcius, waktu yang seharusnya dibawa ke rumah sakit, karena setelah itu terjadi pendarahan.

Berita menyebut bahwa DBD sebelumnya menyerang Jakarta pada 1954 namun tidak sehebat saat ini. Pada 1950-an kota-kota di Asia Tenggara seperti Manila, Bangkok, Singapura, Saigon diserang DBD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun