Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nyanyian Ikan Paus untuk Kasih

27 Desember 2024   16:16 Diperbarui: 27 Desember 2024   16:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ikan Paus, Foto: https://jernih.co/crispy/peneliti-paus-bungkuk-bernyanyi-saat-jomblo-dan-kesepian/

Jakarta, 20...

Mitra, tahukah kamu bahwa nenek moyang ikan paus adalah hewan darat yang diperkirakan  hidup sekira lima  juta tahun yang lalu, dinamakan para ilmuwan sebagai paikicetus. Tengkoraknya ditemukan di kaki gunung Himalaya pada 1994. Nenek moyang ikan paus ini berkuku dan berbulu dan carnivora.

Pada 1994 itu juga para ahli menemukan tengkorak ambulocetus di Pakistan, dari ciri-ciri fisiknya hidup di  tepi pantai dan merupakan hewan amfibi.  Para ahli menduga ambulocetus adalah tahapan berikutnya dari evolusi ikan paus.

Ciri-ciri fisiknya, kakinya menyerupai bebek mempunyai selaput dan keempat kakinya berjari, giginya runcing dan ukuran tubuhnya seperti singa laut.

Pada tahap berikutnya, para ahli menemukan fosil di India yang dinamakan rodochetus, tahap berikutnya dari ikan paus yang sudah berenang di lautan dangkal yang diperkirakan hidup 27 juta tahun lalu.

Sementara ikan paus pertama adalah nenek moyang baleen whale, yang bernama mystacodon salenensis  diperkirakan sudah  hidup 15 juta tahun lalu. Fosilnya ditemukan di Peru.

"Apakah nenek moyang ikan paus di darat bisa bernyanyi seperti para cicit-cicitnya?" kamu pernah menanyakan itu, bukan?   Ayah kita hanya terkekeh mendengar pertanyaan kamu.

"Belum ada penelitian tentang itu yang saya dengar," jawab saya waku itu. "Tetapi jenis ikan paus yang paling pandai bernyanyi ialah ikan paus bungkuk. Suara ikan paus itu  makin keras ketika angin bertiup kencang."

Kamu hanya termanggu.  

Maaf saya tidak hadir pada minggu-minggu pertunjukkan konser kamu. Padahal kamu butuh dukungan keluarga, ibu kita sekali-sekali datang karena dia juga punya kesibukan di Singapura. Baju rancangannya sedang dipamerkan.

Untung ada Om Billy mantan ranger teman kita bermain dulu yang kini bekerja di Taman Impian Jaya Ancol.  Kebetulan mal tempat kamu konser dekat dengan tempat dia bekerja hingga setiap pertunjukkan dia bisa datang.

Om Billy sudah yakin kamu bakal masuk empat besar.

Tetapi saya sudah mengirim kado spesial untuk kamu, nada dan lirik lagu yang terinspirasi dari suara ikan paus dan tarian para tukik ketika merayap ke laut.  Sayang saya tidak ingin menjadi penyanyi, cukup kamu saja. Mudah-mudahan lirik lagu dan rekamannya sampai ke kamu  bersama surat tulisan tangan ini.

                                                                                               ***

Saya memandang kertas surat berwarna biru itu dengan lirik dan nada lagu yang bertajuk Nyanyian Ikan Paus karya saudara kembarnya Kasih Lestari Bumi.  Diam-diam sudah membuatkan lagu untuk saya, air mata saya tidak bisa terbendung dan ini disiarkan oleh stasiun televisi yang gemar menanyangkan kegiatan dari asrama ke panggung.

Prediksi Om Billy benar , saya Mitra masuk masuk final, berkompetisi dengan  Irdiya Setiawan dari  Yogyakarta dan  Ella Katrina dari Banjarmasin.

Bagi saya ini menyedihkan, karena rekan yang juga jadi sahabat sekamar saya Andi Ferra Jehan  atau Ferra yang diam-diam saya jagokan tersisih di enam besar. Padahal dia berhasil menyanyikan lagu "Andaikan Kau Datang" yang dibawakan Ruth Sahanaya dengan aransemen berbeda.

Sementara saya menyanyikan lagu lawasan "Memory" dari Barbara Streissand yang sebetulnya isi hati yang ingin berkumpul kembali dengan ayah dan ibu.  Suara saya menurut Mbak Mitha memang khas melengking menang di nada tinggi, walau pun saya tidak lebih dari Streissand.

Namun SMS saya cukup banyak di posisi ke tiga-dan selalu nomor tiga-pendukung saya misterius.  Tidak lebih dari dua puluh orang di Britama Mal, tetapi SMS nya lebih banyak dari kontestan lain, misalnya dengan Dhini Adhitya Nuryati dari Surabaya yang pendukungnya paling heboh lebih dari seratus hadir.

Para pengamat bingung, karena bukan  seratus SMS dari seratus orang, tetapi satu SMS tapi dari ribuan orang.Plus seribu SMS dari orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta. Itu tidak penting. Yang lain juga begitu didukung Pemda masing-masing.

Namun satu SMS dari ribuan orang itu membuat para pengamat bingung dari segmen mana Mitra Alam Semesta ini.

"Lobby saudara kembarmu Kasih kepada para pencinta alam se-Indonesia, para ranger penyu, mereka puas jagoan dari pejabat yang suka merusak lingkungan sudah tereleminasi, " bisik Om Billy terkekeh.   

Ya, jadi politis kan? Saya mangut-mangut. Tetapi dia tidak menyebut nama pejabat itu. 

Ratna Juwita terleminasi di babak sebelumnya. Padahal lagunya "Bunga Mawar", lagu lawas dibuatnya lagu baru membuat sebagian menitik air mata.  

"Di mana sekarang Kasih, masih sibuk kah dengan tukik-tukik penyu?"  tanya saya sambil menonton tukik-tukik yang merayap dan benar mereka seperti menari.

                                                                                         ****

Kapal Blue Whale, Laut Timor, 20..

Mitra, saudaraku,  saya kini bersama teman-teman NGO Internasional dari Australia, Jerman, Prancis mengamati migrasi ikan paus di kapal Blue Whale.  Saya mendapat kehormatan dari Indonesia bersama 30 anak muda terpilih sendiri sebagai duta lautan.  Sebenarnya ayah khawatir, tetapi dia juga bangga punya pengganti.

Masalahnya NGO itu pernah punya catatan konflik dengan militer suatu negara Eropa karena aktivitasnya menentang tes nuklir hingga kapalnya ditenggelamkan oleh tangan-tangan tersembunyi.  

Kami  sudah  seminggu di Lautan Pasifik  Selatan yang dingin. Kini kami sudah  memasuki perairan Indonesia dari Laut Timor.

Keren, melihat ikan paus berlompatan. Saya merekamnya khusus untuk kamu Mitra saudaraku.  Kami dalam perjalanan pulang kini mudah-mudahan. Bagaimana rekaman tukik-tukik yang terbaru, tukik-tukik yang menari sudah kamu lihat?

Kehidupan bermula dari laut saudaraku dan saya yakin suatu hari kelak mereka yang hidup di darat kembali ke laut.  Tetapi tentunya tidak dengan cara membuat Bumi kiamat dengan es kutub mencair.

"Kasih, ada kapal yang mengejar ikan paus langka. Kita selamatkan ikan paus itu!" seru Rudolph, mahasiswa Kelautan Jerman yang fasih berbahasa Indonesia.

Mudah-mudahan tidak terlambat menyaksikan kamu Mitra.  Saya ingin kamu menyanyikan lagu Nyanyian Ikan Paus di malam final terlepas menang atau kalah.

Blue Whale mengejar kapal itu dengan gigih hingga tinggal berapa ratus meter.  Ikan paus bungkuk nyaris kena tombak, tetapi beberapa bule yang ada di kapal itu melihat kami. Rupanya mereka ketakutan ketahuan berada di wilayah Indonesia.

Seorang di antara mereka membidikan senapan, letusan terjadi berapa kali dan saya merasa perih di perut. Saya melihat Lily Thuram dari Prancis roboh lebih dulu.  Ikan paus selamat, tetapi kapal itu lolos.  Saya mencatat nama kapal itu North Power, lalu menuliskan kalimat 'nyanyikan" Nyanyian Ikan Paus" untuk saya' di secarik kertas sebelum merasa mengantuk.

"Kasih! Lily! teriak teman-teman saya.

                                                                                                                    ***

Jakarta, 20....

Malam final tiba. Setiap kontestan menyanyikan dua lagu.   Pada tahap pertama Irdiya Setyawan menyanyikan lagu dari Josh Gobran bertajuk "You Raise Me Up" yang membuat standing aplaus.  Sementara Ella Katrina bersuara lembut menyanyikan "If I A'int Got You dari Alicia Key berhasil. 

Saya sendiri memilih menyanyikan lagu" Zombie" dari Cranberries.  Cukup berhasil, karena cocok dengan suara saya melengking.  Namun saya di peringkat ketiga, hasil SMS sementara yang hampir merata, sementara Irdiya tampaknya memukau kaum hawa.

Saya melihat ke arah hadirin,  Saya tersenyum melihat ayah datang bersama banyak para pemuda dan pemudi, banyak orang asing memakai bunga mawar di dadanya. Ibu ada, tetapi di mana Kasih?

Di belakang panggung, menjelang penampilan kedua, Amir Arifin dari Singapura, presenter tamu berbisik pada saya. "Hebat, kamu didukung para pencinta alam seluruh dunia. Mereka datang dari berbagai negara untuk kamu!"

Air mata saya menetes ketika Yusuf memberikan secarik kertas penuh darah kepada saya bertulisakan North Power, "Nyanyikan lagu Nyanyian Ikan Paus"  menang atau kalah.  Tulisan Kasih. Ada noda merah itu darah.

Pada penampilan kedua  saya menyanyikan lagu ibu saya, yang pernah jadi hits pada masanya dengan aransemen baru.  Penonton pun bertepuk tangan.  Irdiya menyanyikan lagu dari Peter Pan dan  Ella menyanyikan lagu "Ngomong Cinta" dari Iga Mawarni, dia memang jazzy. 

Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Kasih, tetapi saya tenang menyanyikan lagunya dan panitya mengumumkan saya meraih kemenangan tipis dan saya bersujud.  Saya melihat para pendukung saya terdiam. 

Amir Arifin dan Mbak Mitha memeluk saya yang tidak bisa membendung air mata. "Kami ikut berduka sayang. Saudara Kembar kamu itu meninggal dua hari yang lalu. Tadinya kami mau berikan dispensasi keluar asrama, tetapi keluarga kamu bilang tidak usah memberitahu kamu biar semangat mu tidak runtuh."

Pada waktu itulah Mbak Mitha mengumumkan berita duka bahwa Kasih Bumi Lestari warga negara Indonesia dan Lily Thuram warga negara Prancis meninggal dalam insiden di Laut Timor empat hari yang lalu.  Kasih yang jadi pemberitaan selama ini adalah saudara kembar Mitra.

Stasiun televisi membiarkan saya kembali ke panggung untuk menyanyikan lagu  Nyanyian Ikan Paus,  lagu yang lembut, saya bawakan dengan lembut sambil menangis. Lagu panjang  empat bait.  Televisi menyiarkan rekaman ikan paus karya Kasih menyelingi saya menyanyi.

"Saya nyanyikan untuk kamu, Kasih. Selamat jalan Kasih!"  Semua teman-teman akademi, serta ayah dan ibu saya ke panggung memeluk saya. Di antaranya ada Ferra.  Kali ini bukan drama yang dibuat.  

Lebih dari seratus pencinta alam dan ranger yang menonton langsung dari berbagai negara memberikan aplaus.  

Rupanya kematian Kasih sudah berapa hari  beredar di luar dan saya tidak tahu kejadian ini membuat publik di Indonesia marah, karena terjadi di wilayah Indonesia. Ini mungkin memberikan simpati.  Mungkin saya tertolong oleh simpati publik. Tapi bagi saya ini kemenangan untuk Kasih.

Irvan Sjafari   bagian kedua dari "Asrama Karantina" 

Baca: Asrama Karantina

Referensi 

Douglas H. Chadwick "Evolution of Whales" dalam National Geographic November 2001.

https://nationalgeographic.grid.id/read/133783707/dunia-hewan-paus-bungkuk-bernyanyi-lebih-kencang-saat-angin-badai?page=all

Foto:

https://jernih.co/crispy/peneliti-paus-bungkuk-bernyanyi-saat-jomblo-dan-kesepian/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun