Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Artikel Utama

Bandung atau Malang (Kota Batu)? Ini Hitung-hitungan Slow Living

26 Desember 2024   19:24 Diperbarui: 30 Desember 2024   12:59 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-alun Kota Malang-Foto: Irvan Sjafari

Harga pangan pun bisa ditekan terutama untuk sayur-mayur buah, lele, ikan nila dan telur ayam kampung, mungkin juga madu lebah sangat dimungkinkan. Apalagi kalau setiap RW bisa satu titik urban farming. Keren.

Juga penanaman bunga di perkarangan dihidupkan kembali, agar Bandung kembali menjadi kota kembang dalam arti sebenarnya, maka potensi "slow living" jadi menarik.

Sayang saya tidak tahu apa Pemkot Kota Malang maupun Kota Batu punya program urban farming yang rinci dan jelas, tetapi ada setahu upaya pemilahan sampah dari komunitas-komunitas.

Padahal Kota Malang apalagi Kota Batu lebih tepat untuk diterapkan untuk program urban farming dan Program Pemlihan Sampah masif seperti Kang Pisman, karena populasi belum terlalu banyak, sumber air relatif lebih baik dan lahan lebih luas.

Gerakan penyelamatan sumber air di Kota Batu lagi-lagi dilakukan komunitas paling tidak tingkat pendataan. Untuk kota berkelanjutan Malang apalagi Batu masih sangat layak, jika kebijakan pemerintah kota mendatang berdasarkan data base potensinya. Jangan asal menerapkan, apalagi mengikuti selera pusat. 

Tentu saja Bandung dikelilingi perkebunan hortikultura yang baik seperti stroberi, jeruk dekopon, hingga sayur-mayur. Kota Malang dan Kota Batu punya apel yang jadi ikon juga jeruk.

Masalahnya ada kendala perubahan iklim yang bisa meruntuhkan budi daya tanaman ini. Naiknya suhu tentu berdampak terutama bagi apel dan stroberi juga peremajaan tanaman. 

Keberlanjutan budi daya hortikultura ini menjadi kunci apakah kedua kota ini layak jadi slow living atau tidak. Tetapi Bandung Raya punya pejuang bernama Kopontren Al Ittifaq yang punya jeruk dekopon maupun stroberi, juga sayur mayur.

Untuk healing kalau Anda tinggal di Bandung, Malang apalagi Lembang dan Kota Batu nggak masalah. Ada hiking murah meriah di Jayagiri, Tahura, menelusuri Patrol-Ujungberung, sementara Malang dan Kota Batu punya Bukit Panderman, Pandaan, Selecta. Mantap lah dari segi ini. Kedua kota ini seri dalam hal tempat hangout. 

Nah, bahasan terakhir adalah justru kunci bagaimana dengan biaya hidup? Susesnas Badan Pusat Statistik Kota Bandung sih menyebutkan biaya hidup per orang sekira Rp2 juta. Namun kalau dibreakdown lebih rinci sepertinya sulit.Saya gagal paham bagaimana menghitungnya. 

Hitungannya sekali makan Rp15.000 maka sehari termasuk sarapan dan kopi mungkin Rp40-50 ribu, maka Rp1,5 juta. Sisanya transport, rekreasi dan kebutuhan lain. Tetapi itu saya kira di luar tempat tinggal. Kost di Bandung dan sekitarnya paling murah Rp500 ribu dan layak Rp1 juta. Jadi sekitar Rp3 juta untuk sendiri sepertinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun