Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dokumentasi Pribadi: Riset Imigran dari Jawa di Kaledonia Baru 1896-1950-an

1 Desember 2024   22:46 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:50 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber keempat yang saya baca adalah  Cornell Paper terbitan 1971 dari sejarawan ahli Asia Tenggara dari Amerika Craig A Locard bertajuk "The Javanesse As Emigrant" Observation and Development of Javanesse Settlement Overseas".  

Locard menjabarkan dengan baik mengapa Kaledonia Baru akhirnya memilih para pekerja dari Asia Tenggara setelah kepulauan ini dianeksasi pada 1853. Mereka menjadi Kaledonia Baru sebagai koloni hukuman bagi para narapidana untuk pertambangan nikel. Namun pada perkembangannya banyak imigran Eropa membangun pertanian dan perkebunan kecil dengan komoditas kopi dan semakin banyak pada 1890. Sementara pada 896 transportasi hukuman dihentikan.

Akhrinya muncul kebutuhan tenaga kerja. Mulanya orang Melanesia (kini disebut orang Kanak).  Namun mereka cenderung suka memberontak terhadap Pemerintah Kolonial Prancis. Pemerintah pusing kemudian memaka jasa orang Tiongkok dan Jepang.

Orang Jepang dan orang Tiongkok punya agenda  komersial dan mereka  tidak cocok jadi pekerja tambang. Kedua bangsa ini menurut Kolonial Prancis sulit dikendalikan.   

Itu sebabnya Prancis mencari alternatif lain,  mendatang orang Tonkin (Vietnam) dan Jawa. Khusus untuk Orang Jawa punya keahlian untuk bekerja di perkebunan kopi.

Sayangnya perlakukan terhadap tenaga kerja dari Asia Tenggara buruk dengan sanksi pidana, termasuk salah bicara yang dinilai  tidak sopan kepada mandor, apalagi melarikan diri.  Kontrak berlaku lima tahun namun hanya sedikit uang bisa disimpan, karena lebih banyak habis untuk makanan, penginapan dan pengobatan. 

Pemukimannya menyedihkan, baik perempuan dan laki-laki, segala usia tinggal di satu gedung, tidak ada privasi, sanitasi yang layak. Jam kerja jauh di bawah standar internasional terutama bagi mereka yang bekerja di pertambangan nikel.

Pada tahun awal perang Dunia ke II muncul berbagai kerusuhan buruh yang membuat pemilik perkebunan merasa dalam bahaya. Seorang pria  kulit putih berhadapan dengan 50-60 orang Jawa dan Tonkin.  

Kedatangan orang Amerika pada 1942 membawa perubahan. Pendudukan Amerika membawa kedermawanan hingga mengesankan para pekerja Jawa dan Tonkin. Mereka yang bekerja untuk orang Amerika mendapat upah besar.

Pada saat yang sama, Pemerintah Prancis memutuskan secara sepihak untuk memperbarui perjanjian kerja, yang sebagian besarnya telah berakhir.

Imbasnya terjadi eksodus massal orang-orang Asia Tenggara ini ke kamp-kamp Amerika.  Pada 1944 sebagian besar orang Tonkin melakukan pemogokan massal diikuti orang Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun