Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Lutung Kasarung, dari Tradisi ke Film dan Budaya Pop

1 November 2024   21:26 Diperbarui: 2 November 2024   07:40 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antaranya,  Lutung Kasarung mengajarkan peduli lingkungan merupakan salah satu nilai kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Mereka mencontohkan rakyat Kerajaan Cupu Mandala Ayu yang dipimpin Purbasari   mengolah lahan dengan baik. Tanahnya yang subur sehingga menghasilkan panen yang melimpah ruah. Kalau bahasa sekarang adalah keberlanjutan.

Budayawan Sunda Chye Retty Isnandes mengungkapkan  Lutung Kasarung sangat populer dan bisa bertahan hingga sekarang. Pertama, adanya transformasi yang menjadikannya lestari.

Kedua, adanya masalah yang sangat memikat, mensubordinasi perempuan oleh perempuan demi kekuasaan. Sedangkan kekuasaan adalah isue yang sangat seksi dipandang dari sudut manapun.

Ketiga, pengeplotan cerita yang juga sangat memikat: konflik, pembayangan, ditambah unsur-unsur dongeng yang serba takjub mampu menawarkan ruang-ruang eksplorasi lain.

"Sehingga cerita bisa saja ditambahi dan dikurangi, demikian juga dengan tokoh seperti yang disebutkan adanya Ni Ronde, yang padahal tidak ada sama sekali tokoh itu," kata penulis buku  "Kritik Sastra: Lutung Kasarung dalam Ekofeminisme Sunda", 2021 ketika saya hubungi, 1 November 2024.

Menurut Chye,  Purba Rarang mewakili karakter laki-laki yang maskulin dan penuh ambisi, sedangkan Purba Sari mewakili perempuan yang halus dan lebih sabar dari laki-laki.

Mungkin Purba Rarang hanya diperalat belaka dengan nafsu kuasa laki-laki yang secara filsafat dianggap phalus yang tegak lurus dengan kekuasaan. Pembisikny aitu adalah Indrajaya yang laki-laki.

Chye juga mengatakan perempuan selalu dekat dengan alam, seperti yang diketahui bahwa penyebutan alam pun bergender perempuan: Ibu pertiwi, misalnya.  Dengan demikian, secara ekofeminis, Purba Sari akan berhasil mendekati, menaklukan, dan bersahabat dengan alam.

Akhirnya memang Lutung Kasarung   cerita rakyat Sunda yang paling menarik untuk menjadi budaya pop. Dan saya kira bisa diangkat kembali ke layar lebar dengan versi yang lebih segar Apalagi dengan semakin maju teknologi film seperti CGI bisa membuat Lutung Kasarung lebih spektakuler.

Irvan Sjafari

Foto-foto:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun