Jika permukaan air laut naik, air bersih menjadi langka, diikuti pangan, suhu makin panas, akankah manusia punah? Kata kawan saya yang aktivis lingkungan punah sih tidak, menderita iya.Â
Jangan lupa transmigrasi ke planet lain yang punya daya dukung kehidupan seperti di Bumi sampai saat ini hanya ada dalam fiksi. Dan salah satu orang yang berfantasi adalah saya di karya fiksi di Kompasiana.  Fokus saya di lingkungan Hidup ketika pindah kerja media. Dan kemudian akhirnya menular ketika ngeblog  ke Kompasiana.
Sejak 2024 memang sekira 40 persen tulisan saya menyorot  lingkungan hidup di berbagai rubrik, terutama nature bahkan di karya fiksi pun dikaitkan dengan lingkungan hidup, bahkan di event lomba. Soal kalah atau menang bukan persoalan bagi saya.
Kalau saya jadi bergabung untuk media sebuah NGO tentu konsentrasi akan lebih fokus ke lingkungan hidup. Apakah ada Kompasianer yang juga menulis lingkungan hidup yang menarik, ada seperti Jandris Slamat Tambatua, Tutut Setiorinie, Muhammad Dahron dan masih ada berapa orang lagi. Beberapa di antarannya seperti saya duga datang dari generasi milenial.Â
Sekalipun tetap mempertahankan tujuan semula yaitu menyalin catatan-catatan dari perpustakaan nasional terutama sejarah Bandung, blog itu ibarat diary kedua yang pernah saya utarakan  dan sekali-sekali review film dan musik.
Menulis musik  yang tentunya yang penyanyinya saya suka, misalnya Yura Yunita, Andien Aisyah, Iga Mawarni, Tiara Putri Effendy. Karena di blog boleh penulis kalau suka sama penyanyi atau artis boleh subyektif, beda dengan menulis  di media jurnalistik. Menurut saya jangan takut subyektif dalam hal terkait seni.Â
Itu catatan untuk  Kompasiana di 2024 ini.  Untuk 2025 saya belum tahu, fokus di mana. Selamat Ulang Tahun ke 16 Kompasiana.Â
Â
Irvan Sjafari
Â
Catatan Kaki: