Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan untuk 16 Tahun Kompasiana

6 Oktober 2024   21:57 Diperbarui: 6 Oktober 2024   22:40 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah dikusi di acara Kompasianival-Foto: Irvan Sjafari

Testimoni apa lagi nih tentang Kompasiana? Kalau terkait manfaat saya nge-blog di Kompasiana  yang tadinya tidak punya ekspetasi apa-apa yang berawal dari mengumpulkan hasil riset di perpustakaan nasional dan pengganti diary hingga mendapat manfaat lain sudah saya tulis tahun lalu. 

Intinya saya surprise bahwa tulisan saya jadi referensi sejumlah tulisan ilmiah terutama sejarah dan resensi musik-film, kemudian terlibat dalam berapa komunitas dapat teman baru.

Yang belum kalau sesama kompasianer yang menarik bagi saya siapa sih?  Kalau saya sih berdasarkan apakah tulisan itu memberikan data dan gambaran sesuatu hal yang fokus hingga layak jadi referensi penelitian. Ada berapa sih, tetapi saya kasih contoh hanya satu.

Bagi saya  tulisan staf pengajar Universitas Indraprasta Syarif Yunus layak dijadikan kajian sosiologi tentang pendidikan alternatif dari akar rumput.  Syafri sendiri konsisten mencatat kiprah Taman Bacaan Masyarakat Lentera Pustaka (TBM) di kawasan Bogor, hingga menjadi referensi bagi mereka yang ingin meneliti soal literasi di kalangan masyarakat desa. Dari hampir 4.000 tulisannya sebagian tentang TBM Lentera Pustaka, saya berikan contoh  di catatan kaki  (1).

Dari sejumlah tulisan tampak bahwa TBM Taman Bacaan Lentera Pustaka  yang terletak di kaki Gunung Salak bukan hanya sekadar tempat membaca, tetapi juga memberdayakan masyarakat marjinal .

Taman bacaan juga menggelar berbagai event dan didukung oleh sejumlah relawan.  Luar biasa, harusnya menjadi inpirasi bagi perpustakaan pemerintah kalau ingin meningkatkan tingkat literasi masyarakat. 

Mengapa tulisan Syafri Yunus penting? Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat  pada 2023 memberikan angka Indeks Pembanguanan Literasi Masyarakat untuk Kabupaten Bogor di angka 38, 1900 dan Kota Bogor 52,000.  

Jauh sekali dibandingkan Kota Depok 74, 4400, Kota Sukabumi 82,1500, Kota Bandung 75,7000.  Hanya tiga daerah yang angkanya di bawah 40, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Cianjur.

Bagaimana tingkat pengunjung perpustakaan per hari, oh menyedihkan. Kabupaten Bogor mencatat angka 0,0544. Ketercukupan Koleksi Tenaga perpustakaan di Kabupaten Bogor 0,0876. 

Nah, dari angka-angka itu kehadiran TBM Lentera Pustaka bak oase, apalagi muncul dari akar rumput dan setahu saya perpustakaan kecil yang punya gerakan literasi bagus berikutnya adalah yang dikelola Yayasan Alang-alang di Ciawi Bogor.

TBM Lentera Pustaka menarik bagi saya untuk  jadi bahan head to head dengan gerakan literasi akar rumput di daerah lain, yang luput mendapat perhatian.  Seharusnya yang seperti ini mendapatkan perhatian dari  pemerintah atau CSR minimal untuk bantuan buku dan bacaan. Saya suka Syafri Yunus mau didebat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun