Dago Atas, Bandung, Minggu, 26 Mei 1957
"Widy!" Syafri  bangun terperanjat melihat istrinya sudah di samping tempat tidur dengan kue tart kecil  dengan lilin  menyala di atas nampan dengan dua gelas susu hangat dan dua piring.
"Wilujeng Tepang Taon, Kang Syafri, suami aku, sahabat aku dan sekaligus mitra aku," ucap perempuan itu memperlihatkan  senyum manis.
"Anjeun ingat, aku sendiri lupa," kata Syafri sambil meniup lilinnya.
Kemudian Widy memotong kue tart cokelat, meletakannya ke piring dan kemudian dengan sendok kecil menyuapkan ke mulutnya. Syafri mengunyahnya, kemudian mengambil piring itu. Kemudian giliran dia memotong kue tart dan meletakan di piring lalu menyuapkan pada Widy.
Â
Baca: Gemini Syndrome, Berdansa di Kota Romantis (Bagian Empat Belas)
 Setelah mereka menyantap setengah potongan kue tart dan minum setengah gelas susu, Kinan tiba-tiba menyelonong masuk.
"Bagi dong!" Dia sudah membawa dua piring kecil tanpa sungkan. Â Widy dan Syafri kemudian memotong masing-masing.
"Yang satu untuk Dinni," kata Kinan sambil tertawa.