Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1969, Isu Dekadensi Moral dan Fenomena "Sakit Asmara"

31 Agustus 2024   22:58 Diperbarui: 2 September 2024   13:20 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pertengahan Mei 1969, Kota Bandung dikejutkan dengan lima belas kasus anak-anak di bawah umur terkait masalah asusila hanya dalam satu kuartal tahun itu.  Secara angka statistik Kepala Seksi Binapta Kepolisian Kota Besar Bandung AKP Achmad Hidajat menyampaikan bahwa tidak perlu mencemaskan sudah terjadinya dekadensi moral di kalangan anak-anak. 

Karena jumlah populasi anak-anak di kota itu sekitar 500 ribu, maka lima belas kasus itu kecil  secara  statistik. Meskipun Hidajat menyebut lima belas kasus ini cukup menjadi peringatan bagi para orangtua, pendidik dan pihak terkait untuk memiliki rasa tanggungjawab terhadap kesalamatan generasi akan datang.

"Kita tidak terlalu pesimis dengan adanya gejala dekadensi moral, karena belum menghinggapi anak-anak secara umum dan bisa ditanggulangi bersama," ujar Hidajat seperti dikutip dari Pikiran Rakjat 19 Mei 1969.

Tetapi bagaimana tidak khawatir, sebelumnya komik-komik yang dianggap tidak sesuai dengan usia anak-anak dan remaja  membanjiri lapak-lapak.  Baca: Bandung 1969 Gempar Inflasi Komik, Hiburan Corak Baru dan Film Bioskop.  

Lima belas kasus itu yang ketahuan oleh polisi, bagaimana kalau yang tidak? Tidak ada yang bisa menjamin.  Bioskop-bioskop di Kota Bandung antara Mei hingga Juli 1969 masih dibanjiri film romansa Italia bahkan mengumbar adegan cabul. Yang paling mencolok dan mengundang kritik pedas adalah "Young Aphrodites"  dan "The Seducer".

Di situs Imdb, "Young Aphrodites", berjudul asli Mikres Afrodites ini rilis 1963 dibuat oleh Yunani. Film ini berlatar belakang abad ke 2 sebelum masehi berdasarkan teks klasik mitologi Yunani tentang eros, tentang dua pasang manusia. Salah satunya remaja.  Ratingnya 6.7. Tidak terlalu buruk sebetulnya.

Namun menurut warga Babakan Ciamis, Bandung bernama Aeng Sudarma film yang dia tonton di bioskop Nusantara 16 Juni 1969 in mengecewakan, dari segi teknis maupun jalan cerita. Walaupun pelakunya remaja, tetapi bukan yang layak ditonton remaja.

Begitu juga dengan "The Seducers" buatan 1962,  mendapat rating 4.3 mengumbar sejumlah adegan yang tidak sesuai untuk anak-anak dan remaja.

Amato menyebutkan hal sama dalam tulisannya bertajuk  bertajuk "The Seducers" di Pikiran Rakjat 25 Juli 1969 menceritakan film ini tentang seorang pemuda SLTA jatuh hati pada perempuan yang lebih tua, yang membawanya pada satu petualangan yang membuat sadar pada realitas.

Film lainnya dari judulnya saja hanya menjual seksualitas-fenomena ini mirip booming film Indoensia era 1990-an-nseperti "Girls Tonite", "Gungala: The Black Phanter Girl (1968), "Women Desire" , "Imperial Venus".  Sekalipun ada film yang lebih lumayan seperti "Romeo and Juliet" (1968) yang menampilkan debutan Olivia Hussey. Film yang populer di banyak negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun