Dia mencontohkan sekalipun suhu udara 46,1 Celcius, tetapi kelembaban sekira 30 persen maka suhu bola basahnya 30,5 Celcius. Â Jika suhu 38,9 Celcius namun kelembabab 77 pesen maka suhu bola basah sekitar 35 derajat Celcius angka toleransi yang memberikan risiko fatal.
Nah, Tim Jay menguji kembali batasan kelangsungan hidup di tempat teduh dan di bawah sinar matahari di berbagai usia dan saat orang beristirahat atau berolahraga. Â Tim memperkirakan batas kelangsungan hidup pada suhu bola panas (WBT) Â antara 26 C dan 34 C untuk orang muda dan 21 C hingga 34 C untuk orang tua. Â Dengan demikian angkanya lebih rendah dari penelitian sebelumnya.
Model dari Tim Jay mengungkapkan  batas kelangsungan hidup lebih rendah saat orang terpapar sinar matahari dibandingkan di tempat teduh, dan bagi orang berusia di atas 65 tahun dibandingkan dengan mereka yang berusia 18--40 tahun.
Tim ini menggunakan model sebagai parameter menentukan batas kelayakan hidup,  bagaimana orang tua dan  orang muda bekerja di meja, berjalan, menaiki tangga, berlari, hingga mengangkat beban pada suhu panas.
Total sudah 240 uji coba dilakukan untuk menukur fungsi tubuh manusia sekaligus produktivitasnya. Â Begitu juga peggunaan kipas angin dan minum air secara teratur.
Penggunaan kipas angin jika kondisinya lembab maka ketegangan jantung bisa direduksi hingga suhu udara minimal 38 derajat Celcius. Â Jika kondisi panas kering, maka menggunakan kipas angin justru memicu jantung lebih tegang. Â
Jay dan kawan-kawan merekomendasikan membasahi kulit dan pakaian  lebih baik dalam kondisi panas kering maupun lembab.  Rekomendasi lainnya ialah mengkonsumsi segelas air setiap jam.
Penelitian Jay dan kawan-kawan akan terus berlanjut dan direncanakan pada tahun depan di India dan Bangladesh. Â Penelitan ini menjadi harapan bagaimana mempersiapkan umat manusia menghadapi kemungkinan panas lebih ekstrem pada masa mendatang.
Sementara MIT Technology Review pada 10 Juli 2021 sudeh mengingatkan beberapa model iklim memperkirakan bahwa sebagian besar dunia akan menjadi tidak ramah bagi manusia pada abad berikutnya.Â
Camilo Mora, seorang peneliti iklim di Universitas Hawaii Camilio Mora menuturkan ia dan timnya menganalisis ratusan kejadian panas ekstrem di seluruh dunia untuk menentukan kombinasi panas dan kelembapan mana yang paling mungkin mematikan dan memprediksi apa terjadi masa mendatang.
Mereka menemukan pada waktu bahwa  sekitar 30% populasi dunia terpapar pada kombinasi panas dan kelembapan yang mematikan selama setidaknya 20 hari setiap tahun.