Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Suhu Panas Ekstrem, Sampai Mana Manusia Tahan? Ini Kata Penelitian

20 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 20 Agustus 2024   16:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.bandarlampungpost.com/nasional/2408555526/bmkg-ungkap-5-hal-penyebab-cuaca-panas-ekstrim-indonesia-Pixabay.

Model dari Tim Jay mengungkapkan  batas kelangsungan hidup lebih rendah saat orang terpapar sinar matahari dibandingkan di tempat teduh, dan bagi orang berusia di atas 65 tahun dibandingkan dengan mereka yang berusia 18--40 tahun.

Tim ini menggunakan model sebagai parameter menentukan batas kelayakan hidup,  bagaimana orang tua dan  orang muda bekerja di meja, berjalan, menaiki tangga, berlari, hingga mengangkat beban pada suhu panas.

Total sudah 240 uji coba dilakukan untuk menukur fungsi tubuh manusia sekaligus produktivitasnya.   Begitu juga peggunaan kipas angin dan minum air secara teratur.

Penggunaan kipas angin jika kondisinya lembab maka ketegangan jantung bisa direduksi hingga suhu udara minimal 38 derajat Celcius.  Jika kondisi panas kering, maka menggunakan kipas angin justru memicu jantung lebih tegang.  

Jay dan kawan-kawan merekomendasikan membasahi kulit dan pakaian  lebih baik dalam kondisi panas kering maupun lembab.  Rekomendasi lainnya ialah mengkonsumsi segelas air setiap jam.

Penelitian Jay dan kawan-kawan akan terus berlanjut dan direncanakan pada tahun depan di India dan Bangladesh.  Penelitan ini menjadi harapan bagaimana mempersiapkan umat manusia menghadapi kemungkinan panas lebih ekstrem pada masa mendatang.

Sementara MIT Technology Review pada 10 Juli 2021 sudeh mengingatkan beberapa model iklim memperkirakan bahwa sebagian besar dunia akan menjadi tidak ramah bagi manusia pada abad berikutnya. 

Camilo Mora, seorang peneliti iklim di Universitas Hawaii Camilio Mora menuturkan ia dan timnya menganalisis ratusan kejadian panas ekstrem di seluruh dunia untuk menentukan kombinasi panas dan kelembapan mana yang paling mungkin mematikan dan memprediksi apa terjadi masa mendatang.

Mereka menemukan pada waktu bahwa  sekitar 30% populasi dunia terpapar pada kombinasi panas dan kelembapan yang mematikan selama setidaknya 20 hari setiap tahun.

Masalahnya  persentase tersebut akan meningkat hingga hampir setengahnya pada  2100. Meskipun prsentase itu dicoba dihambat  dengan pengurangan  radikal emisi gas rumah kaca.

Sebagai mamalia berdarah panas, manusia memiliki suhu tubuh yang konstan, sekitar  37  Celcius.  Tubuh kita dirancang untuk bekerja pada suhu tersebut.  Pada ushu itu ada keseimbangan konstan antara kehilangan panas dan kenaikan panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun