Perbedaan wirausaha yang lulusan perguruan tinggi ataupun yang pernah masuk perguruan tinggi berdasarkan fakta-fakta  mereka lebih mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini, di era revolusi industri 4.0 dan Society 5.0
Di Indonesia sendiri kita melihat Muncul Banyak Technopreneurship, cukup berhasil mereka lahir sebagai startup yang termasuk Unicorn (Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, Ovo, Buka Lapak, J&T Express  dan sebagainya.
"Namun di balik keberhasilan itu, juga ada wirausaha yang bukan lulusan pendidikan formal, namun mereka juga sukses," ungkap Arief.
Pendidikan Nonformal  Jadi Pelengkap
Ketua Yayasan Alang-alang  Karina Maharani  mengatakan pendidikan formal sekarang tidak cukup. Pendidikan formal fokus ke akademik.
"Sementara anak didik juga memerlukan life skill untuk kehidupan sehari-hari, nah  pendidikan non formal melengkapi hal ini," ujar Karina ketika saya hubungi  13 Juli 2024.
Pendidikan nonformal mendirikan harapan.  Pendidikan di Rumah KAIT secara keseluruhan mengambil jalur Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Di daerah tempat Yayasan yang menaungi Sekolah Cerdas Gemilang  berbasis di Ciawi ini mempunyai tantangan, yang salah satunya  banyak anak putus sekolah.
"Pendikan nonformal  harapan  bagi anak-anak putus sekolah. Kami kini mempunyai 24 anak tingkat PAUD/TK hingga jenjang SD 17 anak," ungkap Karina.
Meskipun pendidikan nonformal, kenyataannya tiga lulusan SD yang dikelola Yayasan ini mampu lulus ujian kesetaraan, bahkan dua di antaranya masuk sekolah formal dan satu non formal yang ada di bawah Yayasan Alang-alang.
Pendidikan nonformal memberikan kelebihan, yaitu memberikan life skill, yaitu bagaimana merawat diri, bagaimana merawat lingkungan, memasak, mencuci piring, membersihkan, ahkan bagaimana juga mengatur uang agar tidak habis sia-sia  dan  memberikan pendidikan sesuai minat mereka, serta memberikan pembentukan karakter.