Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ridha Listyanirmala: Sekolah Alam Pacitan Ajarkan Lingkungan dengan Contoh

22 Juni 2024   17:05 Diperbarui: 22 Juni 2024   17:40 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga anak Sekolah Alam Pacitan sedang belajar di alam-Foto: Dokumentasi Sekolah Alam Pacitan

Mengajarkan anak-anak menjaga lingkungan dan beperan dalam menjaganya hingga dewasa nanti memberikan kontribusi melesarikannya tidak hanya dengan ceramah, tetapi juga memberikan contoh. 

Juru Bicara Sekolah Alam Pacitan, sekaligus juga Guru Bahasa Inggris English Club di sekolah itu Ridha Listyanirmala  mengungkapkan guru dan karyawan di sekolah itu juga harus ikut menjaga lingkungan. "Dalam menjaga lingkungan tidak ada kata terlambat," ujar alumni FISIP Universitas Brawijaya (masuk 2012 lulus 2018)  ini ketika saya hubungi 22 Juni 2024.

Jika dari tingkat terbawah hingga tingkat atas di sekolah ikut berpartisipasi menjaga lingkungan, maka tidak mengherankan Sekolah Alam Pacitan baru-baru ini meraih penghargaan internasional, yaitu "Top 10 World's Best School Prize 2024" dalam kategori Aksi Lingkungan."

Berikut bincang-bincang dengan Bu Guru Rhida

Apa komentarnya atas pencapaian Sekolah Alam Pacitan meraih penghargaan internasional? 

Saya bangga Sekolah Alam Pacitan bisa bersanding dengan sekolah-sekolah hebat dari berbagai negara. keberhasilan Sekolah Alam di ajang bergengsi tingkat dunia ini menjadi pemacu agar kita terus belajar menjadi lebih baik dan menciptakan inovasi baru khususnya di bidang aksi lingkungan

Tentu pencapaian ini bukanlah hal  mudah bagi Sekolah Alam Pacitan karena berkat konsistensi kami terhadap komitmen tujuan sekolah untuk selalu menjaga lingkungan dan ini dilakukan sejak awal berdirinya sekolah ini.

Prestasi ini menjadi awal baru bagi kami untuk terus menambah koneksi dan membawa perubahan lebih luas lagi agar lebih banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Yang menarik Sekolah Alam Pacitan mengajarkan anak-anak tentang lingkungan hidup?  Bagaimana tahap-tahapan mengajarkan anak-anak untuk memahami pentingnya lingkungan hidup?

Perlu dipahami bahwa proses pembentukan kesadaran terhadap pentingnya melestarikan lingkungan tidak bisa secara instan dan perlu pembiasaan yang diulang-ulang.  Di awal kami mengenalkan kepada anak-anak tentu mereka tidak langsung serta merta melakukannya namun perlu diingatkan terus menerus.

Dan yang tidak kalah penting adalah memberi contoh, seluruh guru dan karyawan memiliki tugas yang sama dengan anak-anak dalam hal menjaga lingkungan khususnya di sekolah. Seperti misalnya piket kebersihan pagi tidak hanya siswa namun bapak ibu guru juga melakukannya.

Jika dilakukan dan dicontohkan secara berulang hal yang sebelumnya mereka terpaksa melakukan semakin lama akan terbiasa dan tertanam kesadaran dalam diri mereka.

Rhida Listyanirmala, Foto: Dokumentasi Ridha Lisyanirmala
Rhida Listyanirmala, Foto: Dokumentasi Ridha Lisyanirmala

Di website 'Sekolah alam Pacitan' disebutkan mempelajari bagaimana mengubah limbah sedotan jadi produk hingga memahami pemanasan global?

Saat ini di sekitar kami sedang marak bisnis minuman dengan sistem take away dan kemasannya sekali pakai sehingga banyak menimbulkan sampah termasuk sedotan.

Dari sinilah kami berupaya untuk memanfaatkan sampah tersebut untuk menjadi karya yang bermanfaat untuk mengasah kratifitas siswa. Setidaknya kita bisa memperpanjang masa pakai limbah tersebut dan tidak menambah sampah baru.

Pentingnya mengenalkan kesadaran menjaga lingkungan harus dimulai sejak masih anak-anak karena perlunya proses yang panjang, bahwa semua itu adalah kebiasaan.

Justru lebih sulit ketika kita sudah dewasa, namun tidak ada kata terlambat untuk memulai. Setidaknya dimulai dari hal kecil merubah kebiasaan diri sendiri. Meskipun sederhana tindakan kita tetap berkontribusi pada lingkungan.

Apa saja yang diajarkan kepada anak-anak terkait lingkungan hidup?  Apakah mereka juga diajarkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

Di sekolah anak-anak belajar bagaimana melakukan pilah sampah yang benar dan bagaimana mengelolanya. Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos sedangkan untuk sampah anorganik dipisah berdasar jenisnya.

Kemudian anak-anak diajak mengenal sampah apa saja yang bisa dipakai lagi (untuk bahan karya atau pembelajaran), didaur ulang dan sampah yang bisa disalurkan ke tempat daur ulang terpadu. Sekolah kami sudah memiliki kerjasama dengan TPS di dekat sekolah.

Selain hal sampah anak-anak juga diajak untuk menanam sayuran atau padi organik. Sekolah memiliki lahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran green laboratory.

Selain itu kami juga mengajak anak-anak untuk menghemat air, salah satunya dengan membuat tampungan air yang telah digunakan untuk cuci tangan atau berwudhu dan nantinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman.

Apakah anak-anak  di sekolah ini  diminta membawa bekal dengan kotak makanan dan minum dengan tumbler ke sekolah?

Anak-anak juga harus menerapkan prinsip mengurangi produksi sampah dengan tidak membawa minuman dan makanan dengan kemasan sekali pakai ke sekolah. Anak-anak hanya diperkenankan membawa tumbler dan kotak makan dengan isi snack atau minuman sehat.

Sekolah sudah menyiapkan galon air minum dan makan siang gizi seimbang untuk anak-anak agar anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan sehat dan belajar untuk tidak menyisakan makanan karena dapat menimbulkan sampah makanan.

Bagaimana dengan Kantin?

Begitu pula dengan makanan yang disediakan di kantin sekolah harus berupa makanan atau minuman sehat yang tidak dibungkus plastik sekali pakai. Kantin hanya buka di Hari Senin, Rabu dan Jumat.

Siswa secara bergantian berjualan di kantin sesuai jadwal di kelasnya. Kantin kami berbasis digital sehingga siswa hanya diperkenankan jajan menggunakan kartu sekolah (non tunai) yang sudah diatur limit per hari maksimal transaksi Rp4.000.

Orang tua tidak perlu khawatir anak-anak membeli jajan sembarangan karena tidak ada penjual keliling di sekitar sekolah dan anak-anak juga terbilang jarang membawa uang tunai karena sudah menggunakan kartu.

Kalau di Pacitan menurut Anda apa persoalan lingkungan hidup yang paling berat?

Menurut saya pribadi, sampah masih menjadi persoalan yang cukup rumit. Contohnya masih ada masayarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya, membakar sampah dan tidak mendaur ulang sampah-sampah anorganik. Dengan mengenalkan pilah sampah dan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) pada anak mereka akan perlahan memahami perlunya bijak mengolah sampah.

Anda sendiri mengapa tertarik bekerja di bidang lingkungan hidup walau itu pendidikan?

Sebelum bergabung di Sekolah Alam saya memiliki keresahan sendiri tentang isu lingkungan, namun tidak tahu harus memulainya dari mana. Setelah saya tahu adanya sekolah ini, saya takjub ternyata ada sekolah di Pacitan yang berbudaya lingkungan.

Saya mulai mencari tahu lebih lanjut tentang Sekolah Alam dan ternyata sekolah ini sudah memiliki banyak prestasi khususnya di bidang lingkungan dan telah banyak mencetuskan terobosan-terobosan yang pada saat itu mungkin belum terlalu marak di Pacitan.

Inilah yang membuat saya tertarik dengan sekolah ini meskipun background pendidikan saya bukanlah keguruan. Banyak hal baru yang saya pelajari di sini dan saya sadar bahwa menjadi pendidik di sini tidak serta merta membuat saya menjadi pengajar namun lebih tepatnya saya menjadi pelajar juga seperti anak-anak, karena justru saya yang banyak belajar.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun