Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Diny Hartiningtias, Anak Jakarta yang Terpikat pada Hutan Pinus

19 Juni 2024   15:30 Diperbarui: 19 Juni 2024   18:18 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diny Hartiningtias - Foto: Dokumentasi Pribadi Diny Hartiningtias 

Kawasan hutan pinus di Indonesia yang sudah dikunjungi Diny? Apa yang paling menarik dan mengapa? 

Saya pernah ke hutan pinus di Tapanuli Utara dan Kerinci, juga beberapa hutan pinus di Jawa Barat. Hutan pinus yang paling mengesankan menurut saya pinus di Kerinci. Di sana, pohon-pohon pinus yang sangat besar tumbuh bersama dengan berbagai tumbuhan tropis.

Pohon pinus juga banyak ditanam di Sulawesi dan Jawa sebagai hutan tanaman, sumber kayu untuk furnitur dan getahnya juga bisa dimanfaatkan.  Di Sentul atau di Mangunan, Jogjakarta, hutan kayu kini menjadi tempat wisata yang bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Pernah melakukan penelitian apa saja untuk hutan, yang saya cari di Google pernah ke Taman Bukit Barisan Selatan? Apa kesimpulannya terhadap penelitian itu?

Iya, saya pernah melakukan penelitian di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Di sana hutannya hutan tropis dataran rendah. TNBBS sangat menarik karena ada stasiun riset yang sudah mendata iklim dan biodiversitas beberapa dekade terakhir.

Di sana saya meneliti tentang pohon-pohon meranti (Dipterocarpaceae) dan hubungannya dengan faktor iklim. Ada sekitar 11 jenis dipterocarpacea di sana.

Kalau di Kalimantan, pada masa-masa tertentu pohon-pohon meranti ini memiliki pola perbungaan yang sinkron. Di sana, ada masa musim berbunga massal, hampir semua pohon dipterocarpaceae berbunga dalam satu waktu sehingga lantai hutan bisa dipenuhi oleh bunga-bunga tersebut. Biasanya itu terjadi 4-5 tahun sekali setelah musim kemarau panjang.

Namun kalau di TNBBS, pola perbungaan agak berbeda dengan yang di Kalimantan. Di TNBBS, hutannya terdiri dari pohon-pohon dipterocarpaceae yang berbunga lebih sering. Jadi, tidak ada musim berbunga massal seperti di Kalimantan. Regenerasi pohon dipterocarpus juga masih terjaga, banyak anakan-anakan pohon yang siap tumbuh sebagai penerus hutan tersebut.

Buat saya, pengalaman melakukan penelitian di TNBBS adalah pengalaman paling berharga. Di sanalah saya dilatih untuk mengamati pohon dan belajar tentang hubungan antara tumbuhan dengan faktor-faktor iklim lainnya. Di sana habitat masih terjaga dengan baik, banyak hewan-hewan endemik yang hidup seperti harimau sumatra, gajah sumatra, beruang, siamang, burung kuau, rangkong, dan lain-lain.

Sudah pernah ke Kawasan Bandung Utara dan Bandung Barat Lembang yang masih cukup banyak hutan pinus? Bagaimana komentar Diny soal hutan pinus di daerah ini khususnya Tahura yang tampaknya relatif terpelihara baik, apakah memang untuk konservasi pinus seperti ini?

Pernah.  Setahu saya, hutan pinus di Kawasan Bandung Utara dan Bandung Barat Lembang dulu ditanam dan dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda lalu kemudian dikelola oleh Perhutani. Belanda banyak mengembangkan hutan pinus di berbagai lokasi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun