Hutan sangat kompleks. Dari mulai pohon-pohon penyusunnya, hewan-hewan yang ada di dalamnya, faktor-faktor lingkungan seperti iklim, suhu, kelembaban, ketinggian, dan lain-lain bisa mempengaruhi kehidupan di hutan itu sendiri. Apalagi di Indonesia banyak sekali beragam jenis hutan.
Jenis hutan yang paling saya suka sebenarnya hutan hujan tropis. Hutan ini adalah hutan yang paling kaya, yang isinya paling beragam. Hutannya hangat, basah, lembab, rindang, hijau, dan semarak.
Khususnya pohon pinus?Â
Namun, saya pertama kali tertarik dengan hutan pinus yakni saat melanjutkan pendidikan master. Kampus saya berada di sekitar hutan pinus jenis Panderosa. Pinus panderosa kulit kayunya berwarna jingga dan juga wangi seperti wangi vanila. Kemudian saya diberitahu oleh dosen pembimbing saya, yang banyak melakukan penelitian pinus di berbagai lokasi di dunia, bahwa di Indonesia ada jenis pinus yang unik namanya Pinus merkusii.
Saya tentunya pernah melihat pohon pinus merkusii karena memang cukup umum ditemukan di berbagai tempat di Jawa Barat. Yang saya baru tahu adalah ternyata pinus ini merupakan satu-satunya jenis pinus yang ada di bagian selatan bumi (southern hemisphere). Dari situlah saya mulai mempelajari lebih jauh tentang pinus di Indonesia.
Kebakaran hutan pinus menurut riset Diny di Indonesia seberapa parah? Â Dibandingkan dengan Kanada tahun kemarin belum seberapa? Di mana saja di Indonesia yang rawan? Kalau di Indonesia penyebabnya apa?
Di berbagai hutan pinus di dunia, kebakaran menjadi salah satu bagian dari dinamika ekosistem hutan pinus. Ada beberapa jenis pinus yang bahkan membutuhkan api untuk dapat memencarkan bijinya. Beberapa jenis lain, memiliki kulit kayu yang tebal dan tahan dari api. Jadi, banyak jenis pinus yang sudah beradaptasi dengan kebakaran.
Dalam penelitian yang saya lakukan tentang pinus di Indonesia, saya ingin melihat bagaimana dampak kebakaran pada hutan pinus tersebut. Sepertinya memang di Indonesia, kebakaran di hutan pinus juga ada tetapi umumnya kebakaran kecil yang membakar tumbuhan tingkat bawah atau semak-semak. Meski terkena kebakaran, hutan pinus mampu bertahan dan beradaptasi dengan kulit kayunya yang tebal.
Kebakaran pinus di Indonesia tidak sebesar kebakaran hutan pinus di Kanada atau amerika bagian utara. Banyak hutan pinus di Kanada berupa hutan boreal dan api/kebakaran adalah bagian dari ekosistemnya. Api kebakaran membantu membuat lanskap hutan boreal, membantu regenerasi, dan mempertahankan bentuk ekosistem.
Namun, karena saat ini dampak perubahan iklim telah membuat musim kering sangat kering, api kebakaran rutin yang biasanya dalam intensitas kecil, saat ini berubah menjadi kebakaran besar akibat kemarau yang sangat panjang. Itulah mengapa kebakaran di Kanada belakangan ini terjadi secara masif.
Di Indonesia, kebakaran hutan pinus biasanya terjadi dalam intensitas relatif kecil. Biasanya terjadi di hutan yang dekat dengan kebun masyarakat. Penyebabnya bisa terjadi karena kondisi sangat kering, api yang menyebar dari bakaran sampah atau rokok, dan lain-lain.