Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Laily Agustina Rahmawati, Eceng Gondok Berbahaya Jika Sudah Berbunga

30 Mei 2024   13:56 Diperbarui: 30 Mei 2024   17:11 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laily Agustina Rahmawati-Foto: Dokumentasi Pribadi 

Sungai di Indonesia mempunyai banyak masalah. Selain pencemaran akibat limbah, masih ada bom waktu lainnya yang membuat sungai rusak, yaitu eceng gondok.

Daerah Aliran Sungai Begawan Solo berada dalam ancaman pertumbuhan eceng gondok yang begitu pesat, terutama di wilayah Kabupaten Bojonegoro.  Begitu hebatnya pertumbuhan eceng gondok memenuhi permukaan hingga sepanjang tiga kilometer dengan ketebalan satu meter.

Persoalan ini menjadi salah satu topik pembicaraan  pembentukan komunitas peduli sungai di Hotel Aston Gresik pada 28 Mei 2024 dan penandatanganan sinergi bersama pengelolaan sumber daya air Bengawan Solo bagian hilir.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)  Universitas Bojonegoro Laily Agustina Rahmawati menyampaikan seharusnya pembersihan eceng gondok harus dilakukan sebelum tanaman dengan nama latin Eichhornia crassipes berbunga. "Kalau sudah berbunga, maka akan lebih sulit diatasi, karena bijinya mampu bertahan 30 tahun," ujar staf pengajar Prodi Ilmu Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Bojonegoro ketika saya hubungi 30 Mei 2024.

Berikut petikannya wawancaranya dengan perempuan kelahiran 21 Agustus 1986 ini dengan Irvan Sjafari.

 

Menurut pengamatan Anda sejak kapan Sungai Bengawan Solo menghadapi masalah Eceng Gondok?

Jika ditanya sejak kapan, saya tidak tahu pastinya.  Saya tinggalnya jauh dari Bengawan Solo, jadi tidak mengamati. Namun pada  2023 kemarin, kebetulan saya sedang riset disertasi di Wonocolo, Kecamatan Kedewan, dan kebetulan jalurnya melewati Sungai Bengawan Solo, tepatnya lewat Jembatan Malo. Waktu itu saya lewat, dan melihat dari atas jembatan, sepertinya sudah mulai ada bercak hijau di sungai. Dalam hati saya, Wah kayaknya bakal blooming ini.

Seminggu kemudian, prediksi saya benar. Eceng gondok menghijau. Lalu kami dengan beberapa rekan berkordinasi, ternyata fenomena sama terjadi di beberapa titik, mulai Jembatan Cepu, Jembatan Padangan sudah hijau semua.  Kami prediksi waktu itu panjangnya sampai hampir 20 km, dan ketebalan sampai 1 meter.

Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo (terutama yang di Bojonegoro) menganggap fenomena tersebut menjadi hal biasa. Karena setiap musim kemarau terjadi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun