Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Renungan untuk KBU: Gunung dan Hutan Benteng Ekologi Manusia

10 Mei 2024   19:38 Diperbarui: 10 Mei 2024   19:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan anugerah bagi warga Bandung dan juga wisatawan kalau tahu bagaimana cara menghargai alam. Rekreasi murah, juga punya fungsi edukasi, kontempelasi dan juga kesehatan dengan trekking dengan spot beragam.  Sayang anugerah rusak kesenangan sebagian orang dan juga keserakahan.

Sudah lama yang sudah tidak lagi melakukan trekking di perbukitan. Bagi saya trekking di bukit dan pegunungan  di sekitar Kawasan Bandung Utara  bukan saja sekadar trip sekaligus juga healing untuk mengatasi kepenatan, kejenuhan dan kesuntukan akibat rutinitas pekerjaan di Jakarta.   

Sejak 2012, saya kerap melakukan trekking di  Tahura Juanda ke Maribaya,  Jayagiri menembus Tangkuban Parahu, menjelajahi Patahan Lembang hingga Gunung Putri, merupakan tempat yang nyaman di sekitaran Kawasan Bandung Utara.

Rata-rata trekking memakan waktu  rata-rata empat jam  sudah cukup untuk uji fisik yang bisa saya lakukan sekaligus untuk menghirup udara yang asri ,hingga panorama hijau. 

Trekking juga menjadi  terapi untuk mata menyeimbangkan penglihatan yang berkutat pada layar laptop yang memakan waktu per hari sampai delapan jam.

Sayangnya selama belasan tahun menekuni trekking, khususnya di seputaran Lembang kerap terganggu oleh jalan tanah yang menjadi kanal dalam akibat pengendara motor trail  yang menjadikan rute bagi pendaki sebagai jalurnya.  Kalau musim hujan hal ini membahayakan bagi pendaki seperti saya karena bisa terjerumus dalam kubangan yang dalam yang digali motor trail.

Selain itu di beberapa spot kerap ditemukan botol plastik air mineral yang dibuang serampangan, hal yang sebetulnya terlarang bagi mereka yang menyukai hiking.  Bagi saya  hal ini membuktikan benturan antara pariwisata  dengan mempertahankan konservasi sudah terjadi dan terkesan menjadi pembiaran. 

Saya kerap mengobrol dengan petugas kehutanan yang menyebut, mereka mempunyai keterbatasan untuk mengontrol karena para pengendara motor trail ini mempunyai  banyak jalan masuk yang sulit diawasi.

Simpul Penyeimbang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun