Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Ekonomi Desa Tumbuh, Malah Deurbanisasi dari Jakarta

12 April 2024   17:19 Diperbarui: 12 April 2024   17:24 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bang Ali menyatakan  akan mengembalikan orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan rumah kepada gubernur daerah masing-masing.

Berhasilkah kebijakan Bang Ali, sejarah membuktikan tidak berhasil. Bahkan berbagai ungkapan bahwa sekejam-kejamnya Ibu Tiri lebih kejam Ibu Kota, Siapa Suruh datang Jakarta bagaikan masuk dari telinga kiri keluar telinga kanan.

Sampai kapan pun tidak akan pernah berhasil karena Jakarta menawarkan daya tarik bagi warga desa untuk datang mengadu nasib.  Cerita keberhasilan orang-orang daerah di Ibu Kota lebih mempengaruhi daripada kisah ketidakberhasilan.

Pada 1970-an film tentang keberhasilan orang desa sukses di Ibu Kota bahkan sudah dibenamkan di benak anak-anak lewat film Chicha (1976), Diana (1977), hingga film untuk orang dewasa Oma Irama Penasaran (1976).  Bagaimana tidak gagal? Kalau dalam film yang penontonnya banyak sudah dikatakan: kalau mau jadi penyanyi sukses ya di Jakarta.

Pada kenyataan, Iya.  "Tidak ada yang bisa dikerjakan di kampung, selain bertani," cerita Yusuf tukang Warung Rokok asal Garut, dekat rumah saya di kawasan Depok, perbatasan Jakarta beberapa waktu lalu.

Sudah itu tanah untuk pertanian terus berkurang. Puslitbang Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pernah melakukan penelitian tentang penyusutan lahan di Jawa Barat yang dirilis pada Desember 2020.

Penelitian itu mengungkapkan luas sawah di Jabar pada 2014 sebesar 936.529 hektar telah menyusut menjadi 898.711 hektar pada 2018.

Jadi kalau dikatakan pendatang  nekat ke Jakarta tanpa relasi dan modal tidak bisa disalahkan, karena  justru mereka yang butuh pekerjaan.

Sektor Informal

Pekerjaan informal menjanjikan bagi warga yang meninggalkan kampung halamannya karena tidak terserap lapangan kerja di sana.

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan pada 2020 jumlah pekerja sektor informal mencapai 1.780.827 meningkat menjadi 1.812.709 pada 2021, sempat turun ke 1.797.797 pada 2022 (kemungkinan karena pandemi Covid-19).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun