Tentu ada kendala seperti, untuk pengadaan barang terkadang sulit untuk mencari mitra yang sevisi dan misi dengan Toko organis. Â Kalaupun ada biasanya mitra dari luar kota Jawa Barat.
"Jadinya kita suka menolak untuk kerja sama karena Toko Oganis berusaha sebisa mungkin untuk meminimalisir jejak karbon dan mencari mitra atau produsen selokal mungkin," ujar David dalam keterangan tertulisnya.
Ke depannya, banyak hal yang  ingin dikembangkan untuk Toko organis, seperti mempromosikan Toko organis agar lebih dikenal oleh masyarakat banyak, terutama menjadi sarana edukasi kampanye hidup yang selaras dengan alam.
Dari segi produk ke depannya  Toko Organis  ingin mengganti semua produk menjadi produk-produk yang ramah lingkungan dan tidak berakhir menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Di antaranya  mencari alternatif lain yang bisa menggantikan produk toiletries.
"Tentunya ini akan membutuhkan proses dan waktu tapi kami tetap optimis," imbuhnya.
Mendorong Perubahan Kebijakan Nasional
Ke depan  YPBB pada tingkat nasional, berkolaborasi dengan AZWI dan pihak-pihak lainnya yang sejalan untuk mendorong perubahan kebijakan di tingkat nasional
Sementara pada tingkat lokal  terus meningkatkan kota Bandung dan Kota Cimahi sebagai model impementasi kebijakan pengelolaan sampah yang sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan.
Caranya  dengan memperkuat implementasi beberapa segmen implementasi kebijakan yang telah ada pada Perda Kota Bandung dan Kota Cimahi. Tujuannya  dapat meningkatkan kinerja pengelolaan sampah dengan cepat sambil membangun proses untuk implementasi kebijakan yang lebih berjangka panjang.
YPBB mencatat walaupun telah terbentuk UU 18/2006 dengan sejumlah aturan turunannya. Namun berbagai indikator memperlihatkan peningkatan kinerja pengelolaan sampah berjalan sangat lambat.
Rata-rata tingkat pengelolaan sampah di Kawasan Metro Bandung misalnya baru mencapai 46%, di mana rata-rata pengelolaan sampah kabupaten bahkan lebih rendah lagi yaitu 25%. Di mana pada dasarnya hampir seluruh sampah masih tercampur.