Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebun Binatang Bandung 1930-1980-an, Catatan Awal

22 Februari 2024   19:33 Diperbarui: 22 Februari 2024   19:35 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka  merawat satwa, antara lain membangun kandang-kandang, dan membersihkan lahan kebun binatang yang seperti hutan liar.

1980-an Rekreasi Murah Meriah 

Pada 1980-an Kebun Binatang Bandung menjadi tempat rekreasi murah meriah. Menurut seorang warga Bandung Priambudi Anggoro ketika dia masih anak-anak dan remaja. Pengunjungnya jauh lebih banyak.  

 "Dulu banyak pedagang asongan gelar tikar hingga pengunjung bisa makan lesehan, selain tukang foto keliling," ujar alumni ITB ini ketika dihubungi lewat WA 22 Februari 2024.

Mantan pengurus kebun binatang Bandung Dynna Ahmad membenarkan bahwa pada era itu jumlah pengunjung lebih banyak, serta sudah ada pedagang asongan dan foto keliling.  Namun sepuluh tahun sebelumnya sewaktu duduk di bangku SD belum ada pedagang asongan dan foto keliling.

"Waktu saya duduk di bangku SD setiap kenaikan kelas ada kunjungan ke Kebun Binatang," tutur Dynna Ketika saya hubungi lewat WA, 22 Februari 2024.

Mantan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil Pria mengaku punya kenangan indah terhadap kebun binatang ini.  Alumni Arsektur ITB ini  kerap diajak orang tuanya untuk sekedar makan bersama dengan alas selembar tikar sambil menikmati kesejukan hutan Kebun Binatang Bandung. 

 "Sama keluarga juga waktu kecil sama Mak Cik pernah di sana ngabotram (makan bersama), dan tidak berubah dari dulu sampai sekarang saya jadi wali kota gitu-gitu saja. Gajah paling sering saya kunjungi, karena hewan paling aneh dan paling besar," ucap Emil seperti dikutip dari Kompas

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun