Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebun Binatang Bandung 1930-1980-an, Catatan Awal

22 Februari 2024   19:33 Diperbarui: 22 Februari 2024   19:35 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Beberapa kasus kematian hewan, ternyata diakibatkan ketidakdisiplinan pengunjung yang menawarkan rokok untuk dihisap beberapa hewan sebagai bahan bercandaan, atau sengaja meludahi hewan yang secara tidak langsung menularkan virus TBC.

 Pada Agustus 1953 Kebun Binatang Bandung memperluas pelayanan kepada wisatawan menawarkan jasa foto, mulai pemandanan hingga hewan. Preanger Bode  edisi 31 Juli 1953 menyebutkan bahwa jasa itu dilakukan oleh sebuah foto studio di Jalan dalem Kaum nomor 80. 

 Pikiran Rakjat edisi  23 April 1954  mengungkapkan Kebun Binatang di Taman Sari, kota Bandung disebutkan diperluas. Pihak Pemerintah Kota Besar Bandung melihat binatang seperti harimau dan singa hidup dalam karangkeng yang sempit.

 Kebun binatang  menghasilkan pajak sebesar Rp160.000 pada 1953.  Jumlah pengunjung pada 1949 yaitu 222.3777  orang meningkat menjadi 687.930  pengunjung pada 1953.

 Pada  akhir 1955 menurut Preanger Bode 25 November 1955 ada pertunjukkan musik keroncong dari Irama Murni digelar dalam areal kebun binatang untuk menambah daya tarik orang untuk berkunjung. 

 Pada 1956, Hogland Kembali ke Bandung, dan melihat bahwa Taman Hewan sudah tampak seperti hutan, dengan tumbuhan liar, serta sedikit hewan yang bisa diselamatkan. Saat itu, terdapat kesepakatan dengan R. Ema Bratakoesoema, yakni :

1. Pembubaran Taman Hewan (Bandoengsche Zoologisch Park).

2. Melikuidasi sisa kekayaan Taman Hewan.

3. Mendirikan Badan Hukum yang dinamai Yayasan Margasatwa Tamansari (Bandoeng Zoolical Garden), dengan Hogland sebagai Ketua Yayasan dan di dalamnya ada beberapa orang Belanda yang dulu terlibat di Bandoengsche Zoologisch Park.

Pada akhir 1957, Hogland bersama rekannya yang lain Kembali ke Belanda, Sehingga Yayasan tersebut dipimpin oleh R. Ema Bratakoesoema.  Berapa ermasalahan mulai muncul. Pikiran Rakjat Sabtu 11 Januari 1969 menuturkan adanya kurang pemeliharaan. Uang masuk Rp25 ribu hingga Rp30 ribu pada akhir pekan  tetapi hari biasa Rp600-Rp2.000

 Jumlah penghuni 127  ekor binatang. Ada ada Gajah Merry yang gemar  minum teh manis, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun