"Studi ini adalah demonstrasi lain tentang bagaimana paparan bahan kimia ini pada awal kehidupan dapat mempengaruhi ikan selama berbulan-bulan dan, dalam kasus manusia, mungkin bertahun-tahun," kata Brander.
Dia mengatakan temuan ini  menjadi  model bagaimana bayi manusia atau manusia dalam kandungan dapat merespons bahan kimia ini.
"Ikan menggunakan reseptor hormon yang sama seperti kita; steroid yang sama. Jadi sesuatu yang mengganggu reproduksi ikan berpotensi menimbulkan efek yang sama pada manusia," ungkap Brander.
Hasilnya menunjukkan bahwa ikan mampu beradaptasi dalam beberapa cara terhadap paparan, namun mereka mungkin juga memberikan kompensasi yang berlebihan.
Perubahan tersebut dapat berdampak pada keberhasilan proses biologis lainnya seperti pertumbuhan atau predasi.
Temuan ini bisa menjadi pelajaran ke depannya menerapkan kontrol yang lebih ketat penggunaan pestisida. Â
Selain itu penelitian seperti ini, diperlukan beberapa generasi ikan -- atau organisme apa pun -- agar ikan tersebut dapat pulih sepenuhnya.
Penulis utama studi ini adalah mahasiswa doktoral OSU, Sara Hutton, yang lulus tahun lalu dan sekarang bekerja di bidang konsultasi lingkungan.
Rekan penulis lainnya adalah Samreen Siddiqui, Emily Pederson dan Christopher Markgraf di Oregon State; Amelie Segarra dan Richard Connon di Universitas California, Davis; dan Michelle Hladik di Survei Geologi AS di California. Studi ini didanai oleh Delta Stewardship Council di California.
Penemuan Sara Hutton dan kawan-kawan sebangun dengan apa yang diungkapkan situs Beyond Pesticides.
Menurut situs ini Ikan dapat terkena dampak langsung atau tidak langsung dari pestisida. Beberapa paparan jangka panjang menyebabkan kelainan atau mutasi pada perkembangan larva ikan, sedangkan paparan akut dapat menyebabkan kematian ikan secara langsung. Hati, ginjal, otak dan insang ikan yang terpapar sangat rentan terhadap paparan bahan kimia.