Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ikan Terpapar Pestisida, Imbasnya Jangka Panjang

21 Februari 2024   10:07 Diperbarui: 21 Februari 2024   10:14 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontaminasi Air Tanah oleh Pestisida (Sumber https://water.usgs.gov/edu/pesticidesgw.html)/Pertanian. go.id

Tim Peneliti dari Universitas Negara Bagian Oregon memperingatkan bahwa pemakaian pestisida di areal pertanian dan pemukiman bisa mempengaruhi ikan, sekalipun dalam konsentrasi yang rendah.  Bahkan pengaruhnya bisa menurun dari generasi ke generasi.

Guru Besar Ekotoksikologi di Hatfield Marine Science Center di Universitas Negara Bagian Oregon Susanne Brander salah seorang penelit menyampaikan temuan  anyar ini meningkatkan kekhawatiran tidak hanya pada ikan. 

Imbasnya, kata Brander pada semua vertebrata yang terpapar pestisida yang umum digunakan, akhirnya juga pada manusia.  

"Paparan ini terjadi tidak hanya pada ikan-ikan ini, tapi juga pada semua organisme akuatik di wilayah yang menerima limpasan air dari wilayah yang dihuni manusia," kata Brander seperti dikutip dari situs Universitas Negara Bagian Oregon 19 Februari 2024.  

Dia mengungkapkan timnya mengamati  pengaruh pada tingkat populasi jika ikan yang terpapar selama beberapa hari sebagai embrio dan larva.

Dampak pada Keturunan Ikan

Ikan yang terdampak menghasilkan keturunan yang cacat perkembangannya.  Sementara pada ikan jantan yang tidak mampu menghasilkan banyak sperma.

Perubahan iklim juga memperluas jangkauan geografis banyak spesies serangga. Perubahan iklim menyebabkan peningkatan dan meluasnya penggunaan pestisida baik di lingkungan pertanian maupun pemukiman.   Akibatnya, lanjut Brander hal ini  meningkatkan potensi lebih banyak organisme yang terpapar bahan kimia berbahaya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Technology ini menggunakan ikan silverside pedalaman sebagai model spesies ikan yang umum di muara dan perairan laut Amerika Utara, dengan fokus khusus di Teluk San Francisco dan Delta Sacramento-Joaquin.

Peneliti OSU memilih tiga pestisida piretroid yang umum digunakan (bifenthrin, cyfluthrin dan cyhalothrin) karena neurotoksisitasnya yang tinggi dan keberadaannya yang konsisten di perairan Bay-Delta. Pestisida ini juga banyak digunakan dan terdeteksi secara nasional.

Untuk percobaan tersebut, para peneliti memaparkan embrio silverside ke pestisida yang berbeda selama 96 jam, dengan konsentrasi 1 nanogram pestisida per liter air. Itu kira-kira sama dengan satu sendok teh pestisida di kolam renang ukuran Olimpiade, kata Brander.

Setelah 96 jam, larva ikan ditempatkan di air bersih dan dipelihara hingga berumur lima minggu setelah menetas.

Mereka kemudian dipelihara dalam akuarium yang lebih besar hingga mencapai kematangan reproduksi pada usia sekitar delapan bulan.

Saat itu, peneliti memijah ikan dewasa dan mengumpulkan keturunannya untuk dipelihara di air bersih. Respons perilaku diukur pada induk larva dan juga keturunan larva.

Peneliti menemukan ikan yang awalnya terkena pestisida menunjukkan perilaku hipoaktif, atau penurunan aktivitas, pada tahap larva, yang dapat menyebabkan mereka tidak mencari makanan sebanyak kelompok kontrol, jika berada di alam liar.

Sebaliknya, ikan generasi kedua, generasi yang tidak pernah terpapar pestisida, kecuali melalui induknya  ternyata menunjukkan perilaku hiperaktif, lebih banyak berenang, dan bertindak terlalu terstimulasi dibandingkan dengan kontrol.

Para peneliti berhipotesis bahwa ini adalah respons kompensasi terhadap perilaku hipoaktif generasi sebelumnya.

Pengujian juga menemukan bahwa ikan jantan dewasa yang diberi bifenthrin dan cyhalothrin sebagai larva memiliki gonad yang lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol, sedangkan generasi kedua mengalami peningkatan fekunditas.

Manusia Bisa Terdampak 

Meskipun banyak penelitian berfokus pada ikan zebra sebagai model kesehatan manusia, Brander mengatakan banyak spesies ikan yang memiliki persentase gen yang sama dengan manusia.

Hal ini  dapat digunakan sebagai model untuk memprediksi bagaimana manusia merespons suatu bahan kimia.

"Studi ini adalah demonstrasi lain tentang bagaimana paparan bahan kimia ini pada awal kehidupan dapat mempengaruhi ikan selama berbulan-bulan dan, dalam kasus manusia, mungkin bertahun-tahun," kata Brander.

Dia mengatakan temuan ini  menjadi  model bagaimana bayi manusia atau manusia dalam kandungan dapat merespons bahan kimia ini.

"Ikan menggunakan reseptor hormon yang sama seperti kita; steroid yang sama. Jadi sesuatu yang mengganggu reproduksi ikan berpotensi menimbulkan efek yang sama pada manusia," ungkap Brander.

Hasilnya menunjukkan bahwa ikan mampu beradaptasi dalam beberapa cara terhadap paparan, namun mereka mungkin juga memberikan kompensasi yang berlebihan.

Perubahan tersebut dapat berdampak pada keberhasilan proses biologis lainnya seperti pertumbuhan atau predasi.

Temuan ini bisa menjadi pelajaran ke depannya menerapkan kontrol yang lebih ketat penggunaan pestisida.  

Selain itu penelitian seperti ini, diperlukan beberapa generasi ikan -- atau organisme apa pun -- agar ikan tersebut dapat pulih sepenuhnya.

Penulis utama studi ini adalah mahasiswa doktoral OSU, Sara Hutton, yang lulus tahun lalu dan sekarang bekerja di bidang konsultasi lingkungan.

Rekan penulis lainnya adalah Samreen Siddiqui, Emily Pederson dan Christopher Markgraf di Oregon State; Amelie Segarra dan Richard Connon di Universitas California, Davis; dan Michelle Hladik di Survei Geologi AS di California. Studi ini didanai oleh Delta Stewardship Council di California.

Penemuan Sara Hutton dan kawan-kawan sebangun dengan apa yang diungkapkan situs Beyond Pesticides.

Menurut situs ini Ikan dapat terkena dampak langsung atau tidak langsung dari pestisida. Beberapa paparan jangka panjang menyebabkan kelainan atau mutasi pada perkembangan larva ikan, sedangkan paparan akut dapat menyebabkan kematian ikan secara langsung. Hati, ginjal, otak dan insang ikan yang terpapar sangat rentan terhadap paparan bahan kimia.

Pada  2012, ribuan ikan ditemukan mati di Pulau Prince Edward, Kanada, akibat limpasan pestisida dari ladang pertanian terdekat setelah hujan lebat. Pada 2013, puluhan ikan mati terdampar di pantai, lagi-lagi setelah hujan lebat dan kemungkinan terkena pestisida.

Pada tahun ini juga, National Marine Fisheries Service (NMFS) menyusun opini biologis kepada Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mengungkapkan  tiga herbisida (oryzalin, pendimethalin, dan trifluralin) menimbulkan ancaman langsung terhadap sekitar 50% salmon Pasifik dan Puget Sound yang terancam punah  dan berdampak buruk pada habitat mereka.

Pestisida masuk ke air melalui aliran, limpasan, pencucian tanah atau langsung ke air permukaan, dimana ditemukan dalam beberapa kasus seperti untuk pengendalian nyamuk. Air yang terkontaminasi pestisida menjadi ancaman besar bagi kehidupan akuatik.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun