Kelompok masyarakat melakukan  penanaman dan perawatan bibit tanaman multi manfaat sebanyak lebih kurang 16.712 bibit pada lahan seluas 30 hektar, pembangunan kebun bibit dan pondok kerja, serta dukungan monitoring dan evaluasi program.
Sejauh ini, bibit tanaman multi manfaat yang telah ditanam antara lain pinang (Areca catechu), nangka (Artocarpus heterophyllus), jengkol (Archidendron pauciflorum) dan kopi liberika (Coffea liberica).
"Ini adalah salah satu bentuk win-win solution, dimana masyarakat mendapatkan manfaat sosial-ekonomi sekaligus memperbaiki lahan gambut yang terdegradasi. Keterlibatan masyarakat sebagai aktor," ucap Dolly,
Ketua Gapoktanhut Wono Lestari, Riyanto mengatakan bahwa program agroforestri yang dilakukan bersama Belantara Foundation ini membantu masyarakat.
Berkat dukungan ini, masyarakat dapat dalam mengelola dan memanfaatkan lahan gambut yang terdegradasi secara lestari dan berkelanjutan untuk pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
"Kami sangat berterima kasih kepada Belantara Foundation dan pihak-pihak lain yang konsisten memberikan pendampingan dan dukungan hingga saat ini. Semoga program ini dapat memberikan manfaat dan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di desa kami" ujar Riyanto.
Kegiatan ini juga terkait dengan peringatan Hari Lahan Basah Sedunia atau World Wetlands Day diperingati pada 2 Februari setiap tahunnya.
Latar belakangnya adalah Konvensi Ramsar, Iran atau perjanjian internasional tentang perlindungan dan pelestarian lahan basah di seluruh dunia pada 2 Februari 1971.
Perjanjian ini disepakati dan ditandatangani pada tanggal 2 Februari 1971 di Kota Ramsar, Iran. Sejauh ini, terdapat 172 negara di seluruh dunia yang menjadi anggota Konvensi Ramsar.
Irvan Sjafari
Sumber Lain: Â Tribunne News , ResearchgateÂ