"Ukuran bayi saat lahir sangat erat kaitannya dengan risiko kematian pada tahun pertama, masalah tumbuh kembang di masa kanak-kanak, dan risiko berbagai penyakit di masa dewasa,"  ucap Nyadanu seperti dikutip dari situs Curtin 8 Januari 2024.Â
Nyadanu menyampaikan temuan ini mendukung kekhawatiran bahwa  mereka yang berada di daerah dengan paparan kondisi lingkungan buruk  menyebabkan stress biotermal pada tahap akhir kehamilan.
Dampak pada Ukuran Bayi
Hal ini  memberikan risiko pada ibu  memiliki bayi yang terlalu kecil atau besar untuk usia kehamilannya.
Tim peneliti juga  menemukan subpopulasi lain yang berisiko lebih tinggi mengalami pertumbuhan janin abnormal akibat paparan stres biotermal.
Ini  termasuk orang non-Kaukasia, kelahiran laki-laki, kehamilan pada usia 35 tahun ke atas, mereka yang berada di daerah pedesaan, dan mereka yang merokok selama kehamilan.
Nyadanu mengatakan penelitian ini adalah bagian dari semakin banyaknya bukti ancaman perubahan iklim terhadap kesehatan reproduksi.
Perubahan iklim sudah berdampak pada  dengan  gelombang panas atau dingin, penyakit yang ditularkan melalui vektor, bencana alam seperti angin topan, banjir, kekeringan dan kebakaran hutan, kerawanan pangan dan air.
Imbasnya mengubah banyak kondisi alam dan lingkungan. lingkungan sosial yang memperburuk tantangan kesehatan yang ada.
"Paparan stres termal meningkatkan dehidrasi dan menginduksi stres oksidatif dan respons inflamasi sistemik, yang menyebabkan dampak buruk pada kesehatan reproduksi dan janin," ungkap Nyadanu.
Penelitian ini menambah koleksi penelitian observasional yang melaporkan paparan ibu terhadap suhu lingkungan dan hasil kehamilan seperti komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, lahir mati, dan berat badan lahir rendah.