Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sensus Sampah Plastik BRUIN Identifikasi Produk 10 Produsen Pencemar Perairan

12 Januari 2024   15:04 Diperbarui: 12 Januari 2024   15:04 4471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumpa Pers Sensus Sampah Plastik BRUIN-Foto: Dokumentasi BRUIN.

Untuk produk-produk perawatan tubuh dan kecantikan, Unilever meniadakan penggunaan bulir (scrub beads) berbahan dasar plastik di dalam semua jenis produk.

Selain itu ada persoalan di mana sampah yang banyak disorot adalah sampah sachet yang memang sulit didaur ulang.  Hal itu berbeda dengan botol plastik. Regulasi yang ada hanya menyangkut pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di sejumlah daerah.

Seharusnya ada regulasi yang lebih rinci misalnya melarang penggunaaan produk dengan kemasan plastik sachet.

Jika regulasi pelarangan penggunaan kemasan plastik dalambentuk sachet itu ada maka produsen tidak akan memproduksinya. Persoalannya masyarakat  bahwa lebih menyukai produk sachet karena murah dan terjangkau.  

Sementara stasiun  isi ulang untuk sejumlah produk masih belum popular dan sulit ditemukan  di pasar swalayan sekalipun.  Apakah juga perlu didukung regulasi untuk membuat produsen membuat produk isi ulang? 

Selain itu pelaksanaan isi ulang tidak mudah untuk sejumlah produk. Produk seperti deterjen, sabun cair, sabun cuci piring, bubuk kopi  mungkin bisa dibuat isi ulang.  Tentu produsen harus kerja keras.  Tetapi bagaimana dengan mi instan? Kecap, sambal atau produk yang kadaluarsanya cepat? 

Pertanyaaan apakah DPR atau DPRD memang konsen terhadap hal ini?  Saya meragukan hal itu.   

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun