Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kado Buruk Awal 2024, Gelombang Panas Landa Australia

1 Januari 2024   21:53 Diperbarui: 1 Januari 2024   21:58 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Bacon, ini adalah satu lagi contoh yang "picik" mengenai kegagalan anggota parlemen dalam menanggapi bahaya panas dengan serius.

"Cara kita merencanakan kota saat ini menentukan berapa banyak orang yang meninggal akibat gelombang panas di masa depan," ujar Bacon mengingatkan.

Bacon menyatakan keselamatan warga  dalam suhu ekstrem tergantung pada sumber daya Anda dan seperti apa rumah dan tempat kerja Anda.

Ada juga kritik terhadap ketergantungan Australia pada batu bara dan gas untuk menopang jaringan listrik dan perekonomiannya.

Sejak menjabat tahun lalu, Perdana Menteri Anthony Albanese telah berjanji untuk mengurangi emisi karbon lebih cepat dibandingkan pendahulunya.

Sayangnya pemerintahannya juga telah menyetujui beberapa tambang batu bara baru.

Peneliti Dewan Iklim Simon Bradshawa menyatakan memang ada  pembicaraan yang lebih jujur mengenai perubahan iklim dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

"Namun  juga membuka diri terhadap pengembangan bahan bakar fosil dan benar-benar menambahkan bahan bakar ke dalam api," kata Bradshaw.

Jalan satu-satunya ucap Bradshaw Australia "menghentikan penggunaan batu bara, minyak, dan gas" pada dekade ini.

Kalau tidak akan lebih banyak orang yang akan terkena panas mematikan dalam waktu dekat.

"Panasnya akan terus meningkat, namun setiap ton karbon yang kita tinggalkan di dalam tanah akan mengurangi parahnya gelombang panas di masa depan," pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun