Panas ekstrem  lebih mematikan dibandingkan gabungan semua bencana alam lainnya, namun tidak meninggalkan petunjuk visual mengenai skala kehancurannya.
Namun dampaknya tidak dirasakan secara merata, dengan lebih dari 60% kematian terjadi di komunitas kurang mampu seperti yang dialami Shah, menurut sebuah perusahaan pemodelan iklim.
Kini, para ahli mengatakan bahwa tanpa campur tangan pemerintah, "ketimpangan sosial" akan memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang dapat bertahan hidup di tengah suhu yang semakin terik di Australia.
Australia mendefinisikan gelombang panas sebagai tiga hari atau lebih berturut-turut dengan suhu siang dan malam yang luar biasa tinggi.
Di tengah kondisi yang lebih panas itulah tubuh kesulitan untuk mendinginkan diri, sehingga memicu berbagai penyakit.
Risiko berat ialah merusak organ jika tidak ditangani.
Orang lanjut usia, penyandang disabilitas, atau memiliki masalah kesehatan merupakan kelompok yang paling berisiko terkena penyakit ini.
Namun siapa pun yang tidak mencari kondisi yang lebih sejuk dapat menghadapi konsekuensi yang mematikan.
Menurut data resmi, cuaca panas merenggut hampir 300 nyawa warga Australia dan menyebabkan 7.000 orang harus dirawat di rumah sakit dalam satu dekade terakhir.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Australian National University mengungkapkan  jumlah sebenarnya tidak dilaporkan.
Pasalnya  sertifikat kematian hanya mencatat informasi tertentu.