Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konflik Peternak Swiss dengan Serigala, Realita dan Legalitas

30 Desember 2023   21:46 Diperbarui: 30 Desember 2023   22:08 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: heanimalreader.com

Sejak berapa tahun terakhir hingga Desember 2023 , konflik antara peternak domba di pegunungan Swiss dengan kawanan serigala menjadi isu besar di negara tersebut.

Konflik ini  menyangkut aspek legalitas di satu sisi, tetapi di sisi lain memberikan kerugian yang cukup signifikan kepada mereka.

Para petani pegunungan di Swiss kecewa dan marah karena iizn pemusnahan serigala di negara tersebut ditunda oleh pengadilan.

Hampir sepanjang abad ke-20, Eropa sebenarnya bebas dari serigala.

Hewan yang sering ditampilkan dalam dongeng abad pertengahan yang menakutkan ini telah diburu hingga hampir punah.

Diperkirakan pada 1990an, serigala melintasi Pegunungan Alpen dari Italia. Serigala pertama kali terlihat di Swiss pada 2012.  Sejak itu populasi mereka terus bertambah.

Diperkirakan ada sekitar dua lusin kawanan pada awal 2023, dengan sekitar 250 ekor serigala dihitung.

Kelompok pelestarian alam memuji hal ini sebagai kemenangan bagi alam,.

Tidak demikian dengan para peternak  karena serangan terhadap kawanan domba mereka juga meningkat.

Serigala perlu makan, dan para peternak di pegunungan tinggi Swiss segera menyadari bahwa domba mereka hilang.

Kasus ini diawasi dengan ketat oleh negara-negara Eropa lainnya.

Sebagian besar, seperti Swiss, mengklasifikasikan serigala sebagai spesies yang dilindungi.

Namun melihat jumlah serigala meningkat, dan kekhawatiran juga muncul di kalangan peternak.

Di bawah tekanan dari para petani, undang-undang seputar perlindungan diubah sedikit untuk memungkinkan pembunuhan serigala yang "bermasalah" -- yang diketahui sering menyerang ternak.

Namun dalam referendum pada 2020, para pemilih menegaskan kembali status perlindungan serigala.

Referendum menolak usulan untuk lebih melonggarkan peraturan perburuan.

Namun pada 2022, sebanyak 1.480 hewan ternak dibunuh oleh serigala di Swiss saja.

Sebagai tanggapannya, pihak berwenang Swiss pada tahun itu  mengizinkan pemusnahan 24 serigala.

Pengendalian populasi empat kelompok serigala lainnya, pada Juli 2023 melonggarkan aturan perburuan spesies yang dilindungi tersebut.

Dan dengan berita tentang serangan serigala terhadap ternak yang mendominasi berita utama musim panas, Serikat Petani Swiss telah mendesak agar izin berburu lebih banyak dikeluarkan untuk memanfaatkan peraturan yang lebih longgar ini.

Para petani mengatakan usulan pemusnahan ini penting untuk melindungi ternak dan, pada akhirnya, masa depan komunitas Alpen.

Kelompok lingkungan hidup berpendapat bahwa tindakan ini melampaui batas yang diperbolehkan oleh undang-undang dan dapat memusnahkan populasi serigala.

Smentara Sandro Michael dari asosiasi petani di wilayah timur Grisons mengatakan meningkatnya populasi serigala memberikan tekanan yang sangat besar kepada para petani.

"Kami punya 14 kawanan serigala di kanton sekarang. Kami sudah mencoba dengan pagar, anjing gembala, penggembala, dan hewan ternak masih diserang," kata Sandro kepada BBC.   

 Kanton Vaud, Valais, Grisons, St Gallen, dan Ticino tetap mengajukan permohonan untuk "menghapus" 13 kelompok serigala.

Sebagian besar permohonan berhasil dan 12 kelompok akan dimusnahkan di wilayah Grisons, St Gallen, dan Valais.

Sedangkan jantan alfa dari kelompok Mont Tendre akan ditembak di Vaud dan hanya serigala remaja yang akan menjadi sasaran di Ticino. Pemburu telah diundang untuk bergabung.

Valais bertujuan untuk menembak 34 serigala dari 7 kelompok (Nanz, Augstbord, Hrens-Mandelon, Le Fou-Isrables, Les Toules, Les Hauts-Forts, Le Chablais).

Perburuan serigala menggunakan alat bantu seperti kamera jebakan, penguat cahaya, dan perangkat inframerah, yang dilarang berdasarkan undang-undang berburu Valais, akan diizinkan dengan "dasar yang luar biasa."

Di Kanton  Grisons  sebanyak  4 dari 12 kelompoknya (Stagias, Vorab, Beverin, dan Lenzerhorn) serta 5 anak anjing dari kelompok Jatzhorn di Davos dan Rgiul di Puschlav; total 44 serigala.

Kawanan serigala Ticino tidak dilestarikan karena mereka tidak menyebabkan kerusakan apa pun pada ternak.

Mamun dua pertiga dari serigala remaja di wilayah tersebut akan tetap ditembak untuk "memberikan efek pendidikan dan pencegahan" pada kawanan serigala tersebut.

Serigala diburu selama 5 bulan dalam setahun, dari bulan September sampai Januari mendatang.

Malam pertama pemusnahan merenggut nyawa seekor serigala muda dari kelompok Augstbord dan empat serigala lainnya telah dibunuh di wilayah Valais seperti dikutip dari Rewilding. 

Sementara itu, wilayah Grisons telah mengumumkan bahwa mereka hanya akan merilis angka pemusnahan setiap bulan.

Para petani mengatakan usulan pemusnahan ini penting untuk melindungi ternak dan pada akhirnya masa depan komunitas Alpen.

Kelompok lingkungan hidup berpendapat bahwa tindakan ini melampaui batas yang diperbolehkan oleh undang-undang dan dapat memusnahkan populasi serigala.

Lucie Wtrich, seorang aktivis lingkungan di Swiss mengumpulkan dukungan dari 200 kelompok dan spesialis satwa liar dalam sebuah surat protes terbuka kepada pemerintah Swiss.

Serigala, menurutnya, "bermanfaat bagi Eropa. Eropa membutuhkan predator".

Wtrich, yang merupakan pakar keanekaragaman hutan, yakin pemusnahan di Swiss "belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa".

Dia mengatakan serigala berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati, terutama dengan memangsa rusa yang merusak hutan dengan menghancurkan pohon-pohon muda.

"Di daerah tertentu, rusa sebenarnya bertanggung jawab atas perubahan komposisi spesies di hutan," ujar Wutrich.

Di luar Swiss, Uni Eropa telah mulai mengevaluasi kembali perlindungan serigala.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang kuda poninya dibunuh oleh serigala di Jerman pada 2022, mengundang negara-negara anggota tahun ini untuk mengevaluasi legalitas serigala.

Dia menyatakan bahwa "konsentrasi kawanan serigala di beberapa kawasan Eropa telah menjadi bahaya nyata bagi ternak dan berpotensi juga bagi manusia".

Apa solusi yang ditawarkan aktivis lingkungan hidup?

Organisasi Perlindungan Padang Rumput Alpine (OPPAL) adalah sebuah LSM Swiss yang melindungi serigala dengan membantu mengusir mereka dari domba.

Salah seorang pendirinya, ahli biologi Jrmie Moulin mempunyai ide untuk melindungi serigala, sekaligus menenangkan para petani.

"Tujuan kami adalah pada akhir musim panas, ternak masih hidu[ dan serigala juga," kata direktur OPPAL Jrmie Moulin.

Mereka menjadi pengembala untuk serigala dan domba dengan mendirikan perkemahan di daerah konflik serigala lawan peternak.

Terdapat juga Aliki Buhayer-Mach dan suaminya, Franois Mach-Buhayer, termasuk di antara ratusan relawan yang bekerja untuk OPPAL.

Berprofesi sebagai ahli biologi dan ahli jantung terkemuka, mereka membentuk pasangan penggembala yang tidak terduga.

Mereka menghabiskan malam mengawasi lebih dari 480 domba di pegunungan terpencil Swiss dekat perbatasan Italia.

Dengan menggunakan obor yang kuat, Aliki sejenak menyinari puncak gunung di dekatnya, berusaha melihat apakah serigala bersembunyi di balik bayang-bayang.

Jika predator tersebut berhasil melewati kabel listrik yang terbentang di sekitar padang rumput dataran tinggi di Pegunungan Alpen Swiss (batas antara wilayah habitat serigala dan peternak)  akan terjadi pembantaian. 

Pasangan ini mulai menjadi sukarelawan sejak pembentukan OPPAL, dan sekarang melakukan dua tugas lima hari di berbagai lokasi setiap musim panas.

"Ini waktu liburan kami," kata Franois, sambil memandang sekeliling tempat terpencil,.

Tempat ini dicapai setelah empat jam perjalanan dari Jenewa dan hampir dua jam mendaki jalan yang curam dan berbatu.

Dengan menggunakan terpal, pasangan ini membuat tempat berlindung, dilengkapi dengan kursi kemah, selimut termal, dan pembuat kopi propana agar mereka bisa melewati malam.

Franois menjelaskan bahwa yang terbaik adalah bekerja berpasangan.

Satu orang menggunakan teropong dari tempat yang menguntungkan untuk mewaspadai bahaya, sementara yang lain berpatroli lebih dekat ke kawanan dengan senter dan peluit.

"Cahaya terang dan peluit keras sudah cukup untuk menakuti serigala," kata  Franois  kepada Euronews. 

Sepanjang malam yang sangat dingin, mereka bergiliran memindai cakrawala dengan teropong inframerah termal setiap 15 menit.

Dengan alat tersebut,  mereka mencari tanda-tanda hewan bergerak menuju kawanan domba yang sedang beristirahat, lonceng mereka berdentang lembut di kegelapan.

Aliki sadar mereka harus awas, karena serigala dapat melihat mereka dalam kegelapan.

Serigala tahu kapan harus mencoba peruntungannya. Dan ketika dia bergerak, dia bergerak sangat cepat.

Sebanyak  400 sukarelawan mengambil bagian dalam program pemantauan OPPAL pada musim panas ini.

Mereka bersedia menghabiskan malam dengan berkemah di padang rumput pegunungan, mengawasi domba dan anak sapi yang sedang merumput.

Para relawan ini berada pada ketinggian 2.200 meter (7.200 kaki) di atas permukaan laut, suhu turun dengan cepat seiring matahari terbenam.

Jrmie Moulin mengatakan para relawan rata-rata mengusir serigala setiap 20 malam sekali, dan terdapat 32 kejadian serupa yang tercatat tahun lalu.

"Kami mungkin tidak mengubah sudut pandang petani, tapi kami ingin menciptakan pengetahuan kolektif, mengajak masyarakat bekerja sama dan mendorong dialog," pungkas Jeremie.

Dia dan para relawan  termasuk yang yakin bahwa serigala dan manusia  bisa hidup berdampingan dengan damai.

Irvan Sjafari

Sumber Foto:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun