Dara itu sudah menunggu di satu sudut hanya dengan sebatang bambu yang baru dia temukan.
Juan berlari sambil menghunus pisau, dia tidak peduli melanggar pantangannya berkelahi dengan perempuan.Â
Tetapi dia hanya menembus ruang kosong dan dia merasa dadanya dihantam bambu yang keras dan gadis itu di samping.
"Yaa, bambunya pecah!" ucap gadis itu tenang.
Juan merasa pembuluh darah di dadanya pecah dan dia limbung. Pisau komandonya terlepas.
Dia jatuh berlutut di hadapan gadis itu. "Kamu ada ya sewaktu pembunuhan Sundari dan Rivai?"
"Dari mana kamu tahu, memang saya ikut memepet mobil membawa cewek sok tahu itu, tetapi separuh kawanku diambil monster. Aku lari bersama Gio dan Phillip," ujar Juan yang merasa pikirannya dikuras.
"Sementara lagi Abang menyusul. Lihatlah mendung menutupi bulan dan darah Abang memancing kedatangan mereka."
Gadis itu dengan santai meninggalkan Juan yang dadanya merasa sakit dan masih berlutut. Â
Beberapa mahluk dengan mulut bertaring bersayap ukuran lebih besar dari dia tiba di pantai.
Juan ingin berteriak ketika salah satu mahluk itu menjilat darah yang keluar dari hidung dan mulutnya, lalu kemudian mencengkeramnya dan membawanya terbang entah ke mana.