Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jika Perdagangan Karbon Gagal, Apa Pilihan Menyelamatkan Hutan?

25 Desember 2023   22:06 Diperbarui: 27 Desember 2023   04:15 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hutan di Jawa Barat-Foto: Irvan Sjafari

Dana jharus digunakan untuk melindungi ekosistem yang kritis terhadap perubahan iklim. Tanpa hal ini pemanasan global tidak dapat dibatasi hingga 1,5 derajat Celsius.

Dalam KTT Iklim COP28 Dubai Mottley menyampaikan jika kita mengambil 5% keuntungan minyak dan gas tahun lalu -- keuntungan minyak dan gas adalah USD4 triliun, maka itu akan memberi kita USD200 miliar.

Keempat, Menukarkan utang negara berkembang dengan belanja alam

Banyak negara yang paling kaya akan alam di dunia juga merupakan negara yang paling berhutang budi, sehingga mereka harus berjuang untuk membiayai konservasi.

Dengan membiayai kembali utang dengan tingkat bunga yang lebih rendah sebagai imbalan atas komitmen konservasi, pertukaran utang dengan alam semakin populer dan dapat digunakan untuk membiayai perlindungan hutan.

Awal 2023, Ekuador mencapai kesepakatan terbesar, membiayai kembali utang komersialnya sebesar USD1,6 miliar dengan harga diskon. Diskon ini merupakan imbalan karena upaya konsisten negara tersebut melakukan konservasi di sekitar Kepulauan Galpagos.

Gabon telah menandatangani kesepakatan serupa untuk memberikan dana bagi konservasi laut.

Presiden Kolombia Gustavo Petro, mengatakan bahwa keanekaragaman hayati akan menjadi dasar kekayaan ekonomi negara tersebut setelah negara tersebut beralih dari bahan bakar fosil.

Namun menteri lingkungan hidup Kolumbia Maria Susana Muhamad, memperingatkan bahwa utang menghambat transformasi tersebut. Bagi negara-negara berkembang, situasinya kritis, karena banyak negara yang berhutang banyak, terutama setelah pandemi Covid-19.

"Kami memerlukan kapasitas ruang fiskal agar aksi iklim dapat mulai membuat komitmen nyata," katanya.

Kelima, Reformasi Pasar Karbon dan Keanekaragaman Hayati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun