Rasa dagingnya menurut mereka yang mereview, empuk dan sambalnya tidak terlalu pedas dan ada rasa manisnya.
Hal itu juga dilakukan Ayam Goreng Mbok Berek dengan hak merek yang didaftarkan 1972, sekalipun sudah hadir jauh sebelum itu, sekitar 1950-an, salah satu dari merek ayam dari daerah Kalasan.
Ciri khasnya adalah ayam goreng yang empuk dan dibalur dengan tepun dan bukan seperti ayam goreng tepung waralaba Amerika.
Baik Ayam Goreng Suharti dan Ayam Goreng Mbok Berek  juga saya pernah saya kunjungi.
Menurut seorang chef khusus masakan Minang, Dian Anugrah di Sumatera Barat punya varian ayam goreng yang beragam.
Mulai dari digoreng dengan bumbu lengkuas serundeng, ayam goreng balado, ayam cabe hijau, ayam pop. Bumbu dasarnya kunyit, bawang putih, seperti saya pernah tulis  di Koridor.Â
Ketua Program Studi Pariwisata, Manajemen Industri Katering di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dewi Turgarini mengungkapkan bahwa ayam goreng setiap daerah punya karakter sendiri.
Daerah Priangan Jawa Barat, misalnya menyajikan ayam goreng dari Jawa Barat dari  ayam bumbu kuning ungkep menggunakan air kelapa juga unsur taburan laja (lengkuas) yang diparut.
Berbeda dengan Padang ada unsur cabai dan santan. Kalau Jawa, unsurnya tidak banyak.
Baik Dian Anugrah maupun Dewi Turgarini mengatakan sejarah keberadaan ayam goreng bisa ditelusuri, termasuk penggunaan minyak kelapa untuk memasak di perdesaan.
Berdasarkan literatur minyak goreng di kuali sudah digunakan orang Tionghoa sejak abad ke 3 Masehi. Orang Tionghoa mengenalkan teknik menggoreng dan kuali.