"Iya, yang hilang di pesawat itu, jurnalis Membaca Indonesia, ikut berduka. Â Dia kasih banyak masukan buat skripsi aku berapa tahun lalu, bahkan idenya dari dia," kata anak muda itu.
"Aku Ahmady, kawannya." Kata mariner itu dengan wajah ramah. Tak ada kesan gahar.
Baca: Koloni Â
Adinda mendengarnya dengan seksama karena kemampuan telepatinya dari jarak tertentu.
Sebetulnya Jaka diincar dua preman yang ingin mengambil tas laptopnya. Â Hiyang membaca pikirannya dan mempengaruhi pikiran Ahmady.
"Iya sudah kita pisah, aku naik ojek daring langsung ke kosku di Margonda," kata Jaka.
Marinir itu kemudian menghampiri dua preman itu. "Ayo kita makan, aku traktir! Aku tahu kalian lapar!" ajaknya sambil merangkul keduanya.
Adinda tertawa geli di dalam hatinya. Kedua preman itu tidak berkutik.
Dia dan Omanya dijemput keponakannya Herdian ke kawasan Cipete.
Sementara Lasmi dan Pak Rusman menyewa hotel kecil bersama Bu Mia di kawasan Kebayoran.Â
Pertandingan berlangsung di Gedung BRIN di kawasan Thamrin.