"Jangan bikin keributan. Â Gunakan pedang hanya kalau kalian diserang mahluk-mahluk itu yang sudah kembali ke hutan-hutan di utara Bandung. Hanya saja mereka muncul menjelang maghrib."
Demikian pesan Hiyang Ridari. Â Sang Alien lebih memilih mengawal Adinda yang jalan bersama tantenya Emma ke kampusnya di Ciembuleuit.
Baca: Dua Pendatang Misterius Bagian Kelima Â
                                                   *****
Sebagai anggota BEM di kampusnya, Emma ingin tahu kasus matinya puluhan tikus tinggal kulit dan tulang di sekitar kampus.
Tim Biologi dan Teknik Lingkungan ITB sudah hadir di sana.
Adinda merasa bersalah karena  cipik-cipik yang terlepas . Itu sebabnya dia ingin ikut tantenya.  Dia sebetulnya ingin mencari hewan dari planet mereka bersarang. Mumpung belum banyak yang tahu. Bu Mia pun hadir.
"Kalau sudah ketemu sarangnya, hancurkan!" kata Adinda dengan telepati.
Hiyang Ridara paham akan terjadi bencana ekologi kalau dibiarkan.
Adinda punya cara mencari sarang cipik-cipik. Dia sudah mempersiapkan dari planetnya, yaitu pemangsa cipik-cipik yang dinamakan achiecayang.
Hewan itu memiliki panjang hampir setengah meter dengan delapan kaki, kulitnya tebal bersisik berwarna ungu muda. Â Mulutnya meruncing, tetapi cukup lebar dengan lidah tentakel panjang ganda yang bisa membuat cipik melekat lalu menelannya.