"Keras kepala!"
Seperti ada energi luar biasa, lelaki itu terpental  menghantam saung yang tadi tempat untuk mencegat. Begitu keras, seolah-olah angin tornado, tetapi terarah.
Lalu keduanya muncul masing-masing memegang sebuah perisai virtual bercahaya berwarna kekuningan emas. Â Ketika lelaki menembak pistolnya peluru itu mental.
Dan sebaliknya ketika keduanya mengayunkan perisai angin besar melemparkan lelaki ketiga ke kanan sejauh lima ratus meter. Tinggal yang pertama yang celananya merosot lari terbirit-birit. "Hantu!"
"Bagaimana adik kita biarkan pergi!"
"Iya, nggaklah. Enak saja, dia mau mengganggu Tante!"
Yang cewek mengambil semacam sumpit dari saku celananya dan menembakan sesuatu berbentuk cairan kental dan langsung mengenai pantat laki-laki itu.
Laki-laki itu mulanya terperangah, namun kemudian dia merasa gatalnya bukan main di pantatnya  hingga laki-laki itu belingsatan di jalan.
Lalu keduanya mengelilingi mobil yang tiga bannya kempes kena ranjau paku. Â "Iya, pakai kendaraan kita saja Tante!"
"Tante Emma, tolong bukakan bagian belakang mobil!"
Dengan gemetar terheran, Emma membukakan pintu bagian belakang tempat mobil SUV menyipan barang, keduanya menarik sesuatu yang tak terlihat.