Tetapi begitu keduanya seperti membuka selubung muncul sebuah otopet terlipat, namun ketika dibuka  panjang. Di belakang otopet ada tas besar entah isinya apa.
"Berdiri saja Adinda! Kamu yang mengemudi, saya yang jaga Tante di belakang!"
"Mobil Tante ditinggal?"
"Jangan khawatir Tante!" Â keduanya memencet sebuah tombol diperisai mereka dan keluar cahaya kuning keemasan. Kemudian cahaya itu menghilang. "Nggak seorang pun yang bisa masuk mobil, mereka akan membentur dinding tak terlihat!"
Dengan gemetar Emma digiring naik semacam otopet dan sang cewek memencet tombol muncul pagar pengaman kekuningan dan kemudian menghilang bersama otopet itu. Â Seolah ketiganya terbang berdiri tiga meter di atas tanah dengan kecepatan tinggi dan kemudian mereka tak tampak.
Tahu-tahu Emma sudah berada di halaman rumahnya. Keduanya dengan tangkas melipat otopet mereka dan menaruhnya di dinding garasi.
Ayah dan ibunya teperanjat bukan main. Mereka menanti Emma dengan cemas. Â "Dari mana kamu? Mobil di mana? Siapa mereka!"
"Saya Adinda Oma dan Opa dan ini Ananda kakakku!"
"Mustahil, kalian anaknya Sundar dan Rivai, mirip sekali?" Sang Ibu nyaris pingsan. "Mereka baru saja hilang setahun lalu?"
"Setahun waktu Bumi, Oma, Oma dan Tante Emma! Â Tapi Papa dan Mama sudah dua puluh tahun di sana!" Keduanya menunjuk langit yang penuh bintang.
"Kami diantar Hiyang ke Bumi melalui lubang cacing dengan waktu setahun setelah hilangnya tetehnya dan suaminya."