SATU
Perjumpaan di Tengah MalamÂ
Pukul sebelas malam Emma Shafira mengemudi mobil melintasi kawasan Antapani dengan rasa was-was. Â Ibunya sudah berpesan untuk tidak pulang terlalu malam, apalagi setelah kakaknya Dewi Sundari dan kawannya Rivai hilang setahun lalu diduga jadi korban kriminal yang menggemparkan kota Bandung. Baca: Setelah Tengah Malam Jahanam https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/611926b006310e46780c1f02/setelah-tengah-malam-jahanam-1
"Neng Geulis bageur! Tetehmu itu tidak pernah ditemukan!"
"Kang Rivai, kalau suka teteh lamar saja! Kami menerima kok, nggak usah ngumpet-ngumpet!" Emma bergumam entah berapa kali dalam setahun itu.
Tadinya dia mengira chat WA itu dari Ganang Wicaksono. Rekan sekerja mereka itu menuduh, bahwa keduanya merekayasa kematian mereka untuk kawin lari.
Mereka pandai memanfaatkan serangan gerombolan human trafficking itu.
Emma nyaris terpengaruh oleh provokasi Ganang dalam pertemuan di kantor Membaca Indonesia Biro Bandung.
"Ngawur! Ngumpet di mana mereka euy! Â Di luar negeri, untuk apa? Resmi saja mereka bisa, nggak akan dihalangi! Iri kamu ya!" maki Kang Iskandar, Kepala Biro Bandung kesal.
Ganang yang dijuluki Mister Check In suka berceloteh. Seolah semua laki-laki itu sama kayak dia, nyobain cewek dulu sebelum nikah.
Tapi dalam berapa hari terakhir ini, Emma dapat kiriman gambar dari Whatsapp-nya dan instagram milik tetehnya dan Rivai tiba-tiba aktif kembali.Â